HIDUP
: BEBAS ATAU BATAS
*P. Beny Mali, SVD*
Pengantar / Introduksi
Setiap kali saya berada di samping
sesama yang sakit dan sesama yang telah meninggal senantiasa muncul aneka
perasaan sekaligus pertanyaan kepada Yang Empunya kuasa atas kehidupan dan juga
kepada diri sendiri dan kepada sesama manusia.
Perasaan yang muncul dalam diri
adalah duka, sedih, dan takut akan kematian. Pertanyaan kepada Tuhan adalah:
kalau Tuhan pemilik hidup dan kehidupan itu bisa disogok dengan harta kekayaan
untuk memperpanjang usia, untuk hidup seribu tahun lagi, seperti yang dirindukan
sastrawan Chairil Anwar, maka betapa bahagianya manusia yang memiliki harta
kekayaan berlimpah-limpah karena merekalah yang mendiami dan memenuhi dunia
ciptaan Tuhan sang pemilik hidup dan kehidupan yang abadi.
Tuhan menyatakan keadilanNya yang
sejati secara nyata di dalam yang namanya Kematian yang dialami setiap manusia
dan yang telah dialami PuteraNya Yesus Kristus pembuka jalan sekaligus jalan
menuju Surga, melalui Rahim Bumi. Tuhan adalah Jalan ke Surga dan jalan dari
Surga (aspek Spiritual Ing Ngarso Sungtulado). Yesus berasal dari
Kerahiman Allah ke dunia melalui Rahim Biologis St. Perawan Maria dan berkarya
di Dunia (aspek spiritual Ing Madya
Mangunkarsa). Sabda dan KaryaNya yang menyelamatkan bermuara pada
penderitaan dan cinta yang diungkapkan dalam derita Salib, wafat dan dimakamkan
di dalam perut bumi yang disebut sebagai Rahim Bumi, dan tiga hari bangkit dari
kubur atau lahir kembali dari rahim Bumi, lalu kemudian kembali ke kerahiman
Allah di Surga. Yesus bersal dari Allah dan kembali kepada Allah (Yoh 13).
Yesus ke Rumah bapa menyiapkan tempat bagi setiap orang lintas batas yang
menaruh kepercayaan yang tulus kepadaNya (Yoh 14 ). Yesus adalah contoh jalan
menuju surge bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Yesus mendorong dan
memotivasi setiap orang lintas batas, yang percaya kepadaNya, berjalan menuju
Surga melewati jalan-jalan yang telah dilewatiNya. Yesus adalah Gembala yang
menuntun dari belakang semua orang lintas batas yang percaya kepadaNya, menuju
kediaman Surga, seperti Gembala Itik yang selalu berada di barisan belakang
itik, menuju kandangnya. Roh Kristus selalu menuntun dari belakang, setiap
orang lintas batas yang percaya kepadaNya, menuju Rumah KediamanNya di Surga (Aspek Tutwuri Handayani).
Yesus mengalami situasi Batas
yaitu kematian dan menerima situasi batas itu sebagai bagian dari jalan menuju
hidup dan kehidupan yang sejati, sebagai ungkapan keotentikan pribadi yang
sesungguhnya. Mengarahkan seluruh hidup
dan kehidupan kepada yang Transenden. Yang dimaksudkan dengan Transenden adalah
Allah Bapa di Surga.
Pertanyaan bagi manusia adalah : Apa
artinya kebebasan yang sejati bagi manusia? Kebebasan manusia yang sejati di
dunia adalah ketika manusia bebas tanpa beban memasrahkan seluruh diri di saat
pengalaman akan kematiannya yang disebut Filsuf Eksistensialis Karl Jaspers
sebagai Granzsituation (Situasi
Batas). Kepasrahan total kepada yang
transenden pada pengalaman akan kematian mengungkapkan diri yang otentik di
dalam hidup dan kehidupannya. Yang Transenden itu adalah Tuhan pemilik hidup
dan kehidupan. Dia telah memberi hidup dan Dia pula yang kembali mengambil
hidup.
HOMILI
Saya mencoba membagi renungan ini
dalam dua bagian besar. Hidup manusia senantiasa diwarnai oleh hidup yang bebas
dan Hidup yang Batas. Inspirasi muncul dari Filsuf Eksistensialis Karl Jaspers tentang
Kebebasan dan Situasi Batas, dalam konteks pemaknaan Kematian sebagai jalan
kembali ke kehidupan yang sejati.
BEBAS : TANPA BATAS
Hidup kita pasa zaman ini tiada
batas. Internet berperan menerobos batas-batas tembok yang dibangun. Informasi
dapat dikirim internet menembus batas-batas tembok dan batas privacy yang
dimiliki manusia. Setiap pribadi manusia yang membuka pintu hatinya, pintu
rumahnya, pintu otaknya, pintu tubuhnya bagi tamu internet yang datang membawa
berita positif dan negatif, maka berita itu tanpa permisi mendiami rumah hati,
rumah otak, rumah tubuh dan rumah kediaman setiap manusia. Hp, BB, Ipad,
laptop, komputer, adalah ruang tamu yang menerima tamu internet sekaligus
kediaman internet dengan dua berita sekaligus positif dan negatif siap
dikonsumsi setiap manusia dalam kebebasannya yang dapat menyelamatkan diri
sendiri dan sesama atau menghancurkan diri sendiri atau sesama. Berita negatif dipilih sebagai yang utama, maka berita
negatif menjadi subyek yang mengatur manusia sesuai kehendaknya yang
menghancurkan. Sebaliknya kalau kebebasan manusia memilih berita positif
sebagai yang utama, maka berita positif menjadi subyek yang menjadi kompas yang
menyelamatkan manusia dalam segala lini bidang kehidupan yang menyertainya.
Pesawat dapat menerbangkan manusia
dari suatu tempat ke tempat lain secara cepat. Transportasi laut dapat berlayar
membawa manusia dari suatu pulau ke pulau yang dituju. Barang-barang yang
dibutuhkan dapat dibawa dari satu pulau ke pulau lain dalam waktu yang relatif
singkat. Transportasi darat dapat mengantar manusia dari suatu tempat ke tempat
lain di atas bumi ini secara cepat. Tetapi tidak ada internet dari Surga ke
dunia yang memberitakan tentang kapan setiap orang mati. Tidak ada pesawat yang
mengantar orang dari bandara di bumi ini menuju bandara di Surga. Tidak ada
orang yang dapat menunda kematian atau terus memperpanjang usia seribu tahun
secara bilogis fisik. Itulah disebut situasi Batas. Bagaimana semestinya
manusia bersikap terhadap situasi Batas itu? Karl Jaspers memberikan refleksi
yang bagus bagi kita.
SITUASI BATAS : KEMATIAN
Manusia hidup tanpa batas di dunia
ini melalui internet dan transportasi. Tetapi kita belum pernah mendengar,
seseorang dari dunia ini langsung mengrim email kepada Tuhan di Surga. Kita
belum pernah mendengar ada satu alat transportasi yang mengangkut manusia dari
bumi ke Surga. Kita belum pernah menemukan satu pesawat yang langsung take of
dari Bandara di dunia ini menuju bandara di Surga. Kita belum melihat satu
kendaraan yang membawa manusia dari pulau bumi menuju pulau yang namanya Surga.
Kita tidak pernah menemukan satu kreta api yang membawa manusia dari stasiun
dunia ke stasius surga.
Kita hanya tahu jalan ke Surga
adalah jalan melalui rahim bumi. Jalan ke surga adalah jalan melalui yang
namanya kematian. Jalan ke Surga melalui situasi batas yaitu kematian. Kematian menurut Karl Jaspers, adalah situasi
batas manusia. Ketika manusia menerima situasi batas itu secara bebas, pasrah,
tidak menolak, disitulah kemurnian eksistensi manusia yang utuh tanpa cacat. Kematian adalah jalan kepasrahan total kepada
yang transenden.
Trasenden itu adalah Allah. Allah
yang memiliki hidup. Hidup itu Allah berikan kepada kita manusia melalui lahir
dari kerahimanNya ke dunia melalui rahim seorang ibu biologis yang melahirkan
kita masing-masing. Kelahiran ke dunia
berakhir dengan kematian dan pemakaman di dalam rahim bumi. Melewati rahim
Bumi, setiap orang berjalan menuju Surga tempat kerahiman Allah yang sejati.
Tinggal di dalam kerahiman Allah
adalah keselamatan yang abadi. Jalan dari kerahiman Allah ke dunia melalui
Rahim Ibu Biologis kemudian melalui rahim Bumi kembali ke kerahiman Allah telah
dilewati Tuhan Yesus sebagai pusat iman dan keselamatan kita. Yesus adalah
Jalan yang tepat meuju kerahiman Allah bagi banyak orang yang masih mengalami
disorientasi jalan kembali ke kerahiman Allah. Yesus adalah Kebenaran bagi setiap
orang yang masih mengalami ketidakpastian akan masa depan yang penuh di dalam
kerahiman Allah. Yesus adalah kehidupan bagi setiap orang yang masih mengalami
ketidakberdayaan mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan manusia yang
berkeimanan kepada Tuhan Yesus. Hanya dalam nama Yesus ada keselamatan sebagaimana
tertulis di dalam Kisah Para Rasul 4 : 12. Tiada nama lain selain dalam nama Yesus ada
keselamatan.
Kita sebagai orang Kristen
kelahiran kita diawali di Anthiokia seperti dikatakan di dalam Kisah Para Rasul
11 : 26. Orang Kristen adalah orang yang
percaya kepada Kristus yang telah bangkit puncak keselamatan semua orang lintas
batas yang percaya kepadaNya. Kepercayaan itu menyelamatkan kita dan
menyelamatkan sesama. Contoh iman Marta Yoh 11: 25 – 27. Iman Marta membangkitkanLazarus saudaranya yang
telah meninggal. Iman kita juga memiliki aspek sosial, yaitu menyelamatkan
sesama. Doa kita ini adalah contoh nyata bahwa kita berdoa bagi Ibu Susana
Tanza untuk dosa-dosanya diampuni dan diselamatkan oleh Tuhan. Maka kita selalu
berdoa bagi Ibu Susana dalam misa ini dan dalam hari – hari selanjutnya agar
dosanya diampuni dan diberi kebahagiaan kekal dalam kerahimanNya.
Homili Misa Requiem Ibu Susana Tanza
Rabu 1 Mei 2013 di Ruang G Adi Jasa- Surabaya
Why 20 : 11 - 15
Yoh 14 : 1 - 6