ROH
KUDUS BERKARYA : Meluas vs Menyempit
*P.
Beny Mali, SVD*
Karikatur
karikatur dalam Koran Kompas dan Jawa Pos beberapa Minggu terakhir ini
menampilkan Kekuasaan Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif, yang jauh dari warna
negarawan, tetapi hanya dijiwai oleh politisi. Seorang negarawan berkuasa untuk
mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan serta keselamatan bersama. Sebaliknya
seorang politisi lebih menjadikan kepentingan pribadi sebagai subyek dalam
seluruh kekuasaannya. Misalnya karikatur hari Sabtu Lalu tanggal 27 April 2013,
dalam opini Jawa Pos, menampilkan caleg yang berasal dari satu keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak, lalu di pojok kiri atas tertulis “Mari kita
perjuangkan dan pertahankan Negara Keluarga Republik Indonesia (NKRI)”.
Opini
Kompas Sabtu 6 April 2013 menurunkan Karikatur tentang pemimpin yang politisi
bukan negarawan. Karikatur Kompas itu melukiskan penguasa politisi yang
mengutamakan kepentingan partainya daripada kepentingan seluruh rakyat Negara
Republik Indonesia. Kalau caleg yang berasal dari satu keluarga itu kelak
terpilih karena memiliki keuangan yang cukup untuk membeli suara dalam pileg, maka
saya yakin hampir seratus persen, mereka hanya memperjuangkan kesejahteraan keluarganya,
dan kesejahteraan anak, cucu mereka, mengabaikan kesejahteraan seluruh rakyat
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Artinya Karya keselamatan yang mereka bangun adalah karta keselamatan
keluarga bukan karya keselamatan umum. Mereka menyempitkan keselamatan hanya
pada lingkup keluarga mereka, menutupi pintu keselamatan bagi semua orang
lintas batas.
Bacaan
pertama hari ini sangat kontras dengan pemahaman Karikatur itu yang
menyempitkan keselamatan hanya pada keluarga, tidak mengutamakan keselamatan
yang meluas kepada semua orang lintas batas.
Karya Roh Kudus Allah yang membawa keselamatan bagi semua orang lintas
batas, sungguh-sungguh menjadi nyata di dalam karya Paulus dan Silas. Mereka
mewartakan Kristus Yang Bangkit, dibimbing oleh Roh Kudus Kristus Yang Bangkit,
pergi kepada bangsa-bangsa, Asia dan bahkan sampai Eropa mewartakan Kebangkitan
Kristus dan disambut secara positif sehingga anggota Gereja Kristiani semakin
hari semakin berkembang baik dalam jumlah maupun dalam mutunya.
Keunikan
Kristiani berbeda dengan Agama Yahudi. Orang Yahudi menyempitkan karya
keselamatan Allah hanya pada keluarga bangsa Yahudi. Mereka berpandangan bahwa
orang di luar bangsa Yahudi adalah orang kafir yang jauh dari keselamatan
Allah. Sebaliknya Orang Kristiani adalah orang yang memiliki pemahaman bahwa
Keselamatan itu meluas melanggar batas-batas yang dipahami agama Yahudi. Hal
itu terbukti di dalam pewartaan para rasul dan para murid tentang kebangkitan
Kristus, dan mujizat yang mereka lakukan di dalam nama Yesus.
Perbedaan
pola pemahaman tentang keselamatan antara orang Yahudi dengan orang Kristiani
inilah menjadi latarbelakang kelahiran Agama Kristiani. Kisah Para Rasul 11 :
26, menulis bahwa Kekristenan pertama kali lahir di Anthiokia. Agama ini
menjadi antitesis terhadap Agama Yahudi. Agama Yahudi sebagai Agama Senior merasa
diri dihina oleh Agama Yunior atau agama balita. Ada berbagai penolakan dan
bahkan penganiayaan terjadi atas agama balita itu. Wilayah teritori Yahudi
menjadi sebuah wilayah yang sulit bagi Agama Kristen terus berkembang. Maka
pola pemahaman bahwa Keselamatan Kristus yang bersifat universal, menjadi daya
kekuatan dan keberanian dalam usaha orang Kristiani perdana untuk menyebarkan
Agama Kristen di luar wilayah Yahudi.
Paulus
dan Silas membuktikan itu dengan usaha mereka mewartakan Agama Kristiani dari Asia
menuju Makedonia dalam mendengarkan Roh Kudus yang menuntun mereka dan
memberkati setiap perjuangan mereka dalam mewartakan Agama Kristen yang
menganut kepercayaan kepada Kristus yang telah bangkit, yang membawa keselamatan
yang meluas, bukan menyempit, sebagai contoh antitesis terhadap pemahaman
keselamatan Agama Yahudi.
Kita
sebagai imam dan suster, belajar pada pengalaman misi Paulus dan Silas yang
mendengarkan Roh Kudus yang berkarya meluas lintas batas, dan berjalan di dalam
tuntunanNya untuk satu tujuan yaitu menyelamatkan semua orang lintas batas,
yang percaya kepada Kristus yang telah bangkit. Karya Keselamatan Roh Kristus
yang bersifat universal itu pertama-tama kita hayati secara kedalam sebagai
pribadi yang berimna kepada Kristus, kemudian secara ke dalam komunitas biara,
dan itu menjadi basis kesaksian kita, untuk secara keluar dalam melayani semua
orang langgar batas, untuk menyelamatkan semua orang. Hanya dengan itu kita
menghadirkan karya Roh Kudus yang membawa sukacita dan kebahagiaan sejati bagi
siapa tanpa pembedaan dalam perbedaan sebagai keindahan pelangi yang mewarnai
keanekaraman dalam dunia global ini.
Homili Sabtu, 4 Mei 2013
Di Biara Ursulin
Darmo Surabaya
Kis 16 : 1 -10
Mzm 100
Yoh
15 : 18 – 21
http://youtu.be/IEcQbSAZrOg