Senin, Februari 25, 2013

Homili Senin 25 Februari 2013



MURAH HATI VS KEDEKUT
Homili Senin 25 Februari 2013
Dan 9 : 4b – 10
Luk 6 : 36 - 38

P. Bendiktus Bere Mali, SVD

Ada banyak orang yang kita jumpai di dalam hidup kita, mulai dari saudara dan saudari kita di dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing. Dia antara mereka yang kita jumpai dan tinggal bersama dengan kita atau kita bersama dengan mereka itu, terdiri dari pribadi-pribadi yang memiliki keunikannya tersendiri. Ada yang berkarakter kedekut tetapi ada juga yang bermurah hati. Mereka yang memiliki karakter Kedekut,  adalah pribadi yang sangat pelit tidak mau berderma atau bersedekah. Misalnya meskipun kehidupan ekonominya berlimpah-limpah tetapi menutup mata terhadap tetangganya yang sedang berkesusahan dalam hal makanan, pakaian, perumahan, sakit penyakit. Sedangkan Orang yang memiliki karakter murah hati adalah pribadi yang suka memberi, tidak kikir. Misalnya orang kaya itu murah hati mau menolong orang yang kesusahan.
          Sifat Murah Hati yang paling sempurna adalah asalnya dari Allah sendiri. Injil hari ini memberikan identitas Allah kita adalah Allah yang murah hati dalam KasihNya kepada kita masnusia. Allah memberikan napas kehidupanNya kepada kita. Allah memberikan kemampuan akal budiNya kepada kita untuk kita gunakan sesuai dengan kehendakNya yang menyelamatkan bukan menghancurkan diri dan sesama serta alam sekitar. Allah memberikan tenagaNya kepada kita untuk kita gunakan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup kita secara cukup sesuai dengan isi Doa Bapa Kami “Berilah kami makanan yang secukupnya” dan memenuhi  kebutuhan sesama yang mengalami kekurangan agar mereka yang berkekurangan memiliki kebutuhan yang secukupnya sebagai pelaksanaan dari isi doa Bapa kami dan melaksanakan kemurahan hati Allah di dalam kehidupan kita setiap hari.

Kita telah menerima dari Kemurahan Hati Allah dengan Cuma-Cuma atau gratis maka kita juga memberikan kepada sesama dengan Cuma-Cuma. Semakin kita memberikan kepada sesama semakin kita menerima dari Allah. Semakin kita menjadi pipa air rahmat Allah yang murah hati yang mengalirkan rahmatNya kepada sesama semakin lancar tak terbentung kita menerima Rahmat itu dari Allah yang murah hati.

Sebaliknya ketika kita menjadi pribadi yang kedekut setelah menerima Rahmat dari Allah yang murah hati, disitulah kita membendung aliran air rahmat Tuhan dengan egoisme atau ketamakan atau keserakahan, yang semestinya terus dialirkan kepada sesama di sekitar yang dalam kesusahan yang membutuhkan bantuan kita dalam mengalirkan Rahmat Tuhan Yang Murah hati kepada semua orang langgar batas. Ketika kita membedung aliran Rahmat Tuhan dengan keserakahan maka disitulah awal penghancuran diri tercipta lalu hidup dan berkembang di dalam medan hati kita sehingga kita menjadi kerdil dalam hal Murah Hati. Kita menjadi pribadi kedekut yang bukan berasal dari Allah yang Murah Hati, tetapi dari Iblis. Maka sekarang dan mulai saat ini kini dan disini  baruilah kepala dan dadamu dengan paradigma Allah Yang Bermurah Hati. Bermurah hatilah sebab Allahmu Murah Hati, bukan Allah yang Kedekut.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar