Senin, Juni 03, 2013

Homili Senin 3 Juni 2013

HIDUP MERASA : CUKUP vs SERAKAH
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita membaca koran dan menonton televisi akhir-akhir ini memberikan aneka berita kepada kita. Salah satu berita yang kita terima dari koran dan televisi dan internet adalah koruptor yang berasal dari orang-orang yang memiliki jabatan, memiliki harta yang lebih dan nama yang terhormat. Orang-orang yang tidak mempunyai kuasa, tidak mempunyai harta yang lebih, tidak mempunyai nama, hidup secara cukup dengan apa yang dimilikinya.
Pertanyaan kita adalah mengapa orang yang mempunyai jabatan terpenting, mempunyai harta yang lebih, mempunyai nama karena pendidikannya yang memadai, justru menjadi koruptor yang dipublikasikan kepada publik lewat koran dan televisi dan internet? Koruptor yang berlatarbelakang punya nama besar, kuasa, harta yang lebih, karena dia hidup dalam pimpinan keserakahan bukan berdasarkan kecukupan, sesuai kehendak pencipta yang disampaikan dalam doa Bapa Kami “ berilah kami makanan secukupnya”.  Keserakahan membuat orang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Orang yang serakah akan dipimpin oleh prinsip ini : “saya mencuri maka saya ada”.
Injil hari ini menampilkan penggarap-penggarap kebun anggur yang merasa tidak cukup dengan hasil garapan yang ada tetapi justru dikuasai oleh keserakahan. Pemilik kebun anggur telah murah hati memberikan kebun anggurnya dan hasilnya sudah cukup untuk penggarap dan pemilik kebun itu mengutus utusannya untuk mengambil hasil garapan itu untuk pemilik kebun anggur itu sesuai kesepakatan             tetapi para utusan itu dibunuh bahkan anaknya penggarap itu pun dibunuh. Hal ini terjadi karena penggarap itu dikuasai oleh keserakahan yang sudah luar biasa.
Pemilik itu menghadapi kepribadian penggarap seperti itu melahirkan kemarahannya kepada penggarap itu. Pemilik itu mengambil kebun anggur itu dari para penggarap yang tidak tahu adat itu dan kemudian pemilik kebun anggur itu memberikan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap yang lain yang dapat menggarap kebun anggur itu sesuai kehendak pemilik kebun anggur itu.
Pertanyaan kita adalah siapa yang dimaksud dengan penggarap-penggarap yang lain itu? Penggarap yang lama adalah orang-orang Israel dalam hal ini para ahli Taurat, imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi. Mereka telah menolak Tuhan Yesus. Sedangkan penggarap-penggarap yang lain itu adalah bangsa-bangsa lain yang menerima Yesus dan percaya kepadaNya, diberi kepercayaan untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Orang Israel tidak dipercaya oleh pemilik kebun anggur untuk mengolah kebun anggur sang pemilik. Sedangkan bangsa-bangsa lain dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan.
Kita telah dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Kepercayaan ini kita jalankan sesuai pemilik kebun anggur yang telah memberikan kepercayaan kepada kita. Orang mengatakan “hilang harta dapat dicari, hilang kepercayaan hilang segala-galanya”.

Homili Senin 3 Juni 2013
Di Biara St. Maria Ursulin Jl. Darmo Surabaya
Tobit 1: 1a.2a.3; 2:1b-8
Mzm 112
Mrk 12:1-12



Tidak ada komentar:

Posting Komentar