*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
“Generasi milenial lebih suka melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang daripada hanya melihat dari satu sisi yang membosankan” (cetusan cerdas majemuk generasi milenial).
Aneka sudut pandang yang lahir dari seorang pribadi dalam melihat satu persoalan merupakan ungkapan kecerdasan majemuk yang ada di dalam diri seorang manusia. Tetapi dua pengalaman berikut masih jauh menuju kecerdasan majemuk.
Pengalaman pertama, seorang anak mengalami gangguan emosi datang ke ruang bimbingan konseling karena orang tua mencap dirinya bodoh sedangkan kakak dan adiknya dipandang cerdas hanya berdasarkan hasil nilai dari sekolah. Olokan-olokan orang tua dan saudara dan saudarinya terhadap dirinya meningkatkan emosi negatifnya pada orang tua bersama kakak dan adiknya. Cara orang tua dan adik-kakak menilai negatif padanya membuat dirinya tidak dapat mengembangkan talenta lain yang ada dalam dirinya. Proses penyembuhannya bisa tercapai kalau melibatkan orang tua dan saudara dan saudarinya di ruang konseling. Ketika orang tua dan adik-kakaknya berhenti memberi energi negatif dan kembali fokus memberi energi positif kepadanya secara perlahan dan pasti anak itu kembali bangkit mengembangkan talentanya.
Pengalaman kedua, penulis menyaksikan sendiri seorang anak yang sangat hebat dalam seni tari di sekolah mengangkat nama sekolahnya. Ia cerdas dalam seni tari. Tetapi cerdas emosinya runtuh berantakan karena olokan teman-temanya setelah ia gagal dalam satu buah mata pelajaran. Guru yang mengajarnya mencap dirinya sebagai orang bodoh. Olokan-olokan teman dan cap bodoh itu meningkatkan emosi negatif pada mereka. Puncak emosi negatif itu meletus dalam aksinya memukul gurunya sampai tumbang. Pada hari itu juga ia pamit meninggalkan sekolah yang telah ia harumkan namanya dalam bidang seni tari.
Dua pengalaman di atas memberikan banyak sekali pesan dan di antara sekian banyak pesan hanya ada satu yang menjadi fokus dalam tulisan ini yaitu menilai orang cerdas dan tidak cerdas hanya dari satu sudut pandang yang dapat membawa akibat fatal bagi orang yang dinilai dan yang menilai. Pengalaman pertama hanya menilai orang cerdas dan bodoh berdasarkan nilai di sekolah. Sedangkan pengalaman yang kedua menilai orang cerdas dan bodoh hanya berdasarkan tidak lulus sebuah mata pelajaran.
Kedua pengalaman tersebut merupakan contoh dari orang yang tidak menggunakan kecerdasan majemuk yang ada dalam dirinya dalam menilai orang lain. Penilai belum menyadari bahwa orang yang dinilai itu juga memiliki kecerdasan majemuk yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam dirinya.
Seharusnya setiap orang yang memiliki kecerdasan majemuk tercetus dalam menilai orang dari berbagai sudut pandang. Kecerdasan majemuk yang dimaksud bukan hanya dua tetapi ada sembilan macam kecerdasan majemuk dalam diri setiap manusia yang lahir sehat dan normal tanpa cacat saraf-saraf setiap kecerdasan di dalam otak setiap manusia. Orang dapat memaksimalkan keaktifan sembilan saraf kecerdasan itu dalam menilai orang lain sebagai pribadi maupun secara sosial kemasyarakatan.
Howard Gardner menemukan bahwa ada sembilan kecerdasan dalam diri manusia dari setiap manusia yang berasal dari budaya, suku dan tempat di dunia ini. Pemahaman ini membantu penulis untuk lebih mendalam mengembangkan judul tulisan ini ”Menilik Kecerdasan Majemuk Suku Bunaq Aitoun" dengan alur model persoalannya sebagai berikut. Apa batasan kata “suku” yang ditempelkan dalam Suku Bunaq Aitoun sebagai lokus dalam tulisan ini? Apa yang dimaksudkan dengan kata menilik? Kemudian apa artinya kecerdasan menurut Howard Gardner? Ada tiga point penting yang menjadi intisari dari pertanyaan-pertanyaan di atas yaitu: Menilik, Suku, dan Kecerdasan menurut Howard Gardner.
Seharusnya setiap orang yang memiliki kecerdasan majemuk tercetus dalam menilai orang dari berbagai sudut pandang. Kecerdasan majemuk yang dimaksud bukan hanya dua tetapi ada sembilan macam kecerdasan majemuk dalam diri setiap manusia yang lahir sehat dan normal tanpa cacat saraf-saraf setiap kecerdasan di dalam otak setiap manusia. Orang dapat memaksimalkan keaktifan sembilan saraf kecerdasan itu dalam menilai orang lain sebagai pribadi maupun secara sosial kemasyarakatan.
Howard Gardner menemukan bahwa ada sembilan kecerdasan dalam diri manusia dari setiap manusia yang berasal dari budaya, suku dan tempat di dunia ini. Pemahaman ini membantu penulis untuk lebih mendalam mengembangkan judul tulisan ini ”Menilik Kecerdasan Majemuk Suku Bunaq Aitoun" dengan alur model persoalannya sebagai berikut. Apa batasan kata “suku” yang ditempelkan dalam Suku Bunaq Aitoun sebagai lokus dalam tulisan ini? Apa yang dimaksudkan dengan kata menilik? Kemudian apa artinya kecerdasan menurut Howard Gardner? Ada tiga point penting yang menjadi intisari dari pertanyaan-pertanyaan di atas yaitu: Menilik, Suku, dan Kecerdasan menurut Howard Gardner.
Perkataan menilik adalah sebuah kata kerja yang berasal dari kata dasar tilik yang berarti penglihatan yang teliti, terutama penglihatan dengan mata bathin. Dengan demikian menilik berarti melihat sesuatu dengan teliti (KBBI). Sesuatu yang dilihat secara teliti dalam tulisan ini adalah kecerdasan Suku Bunaq Aitoun sebagai lokus dari tulisan sederhana ini. Untuk melihat dengan teliti kecerdasan majemuk suku Bunaq Aitoun, perlu sedikit menjelaskan batasan kata suku agar pembaca dapat memahaminya dengan lebih baik.
Kata suku dalam konteks Suku Bunaq Aitoun, memiliki batasannya. Sebutan suku di sini berdasarkan Bahasa Bunaq yang dipakai oleh orang-orang Aitoun sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, baik oleh orang-orang yang tinggal di wilayah Aitoun maupun orang dari Aitoun yang tinggal di luar wilayah Aitoun, yang hidupnya berbasiskan budaya suku Bunaq Aitoun. Kata Aitoun memiliki arti yang sangat mendalam. Kata Aitoun berasal dari kata bahasa Tetun, bukan berasal dari bahasa Bunaq. Aitoun terbentuk dari kata Ai, artinya pohon dan Toun, artinya kokoh, kuat, tangguh. Secara denotatif kata Aitoun berarti pohon yang kokoh, kuat, tangguh, tak tergoyahkan oleh apapun. Makna konotatifnya orang Aitoun memiliki prinsip hidup yang kokoh dalam meraih cita-citanya setinggi bintang di langit untuk memiliki kecerdasan ganda di dalam hidupnya.
Kecerdasan Majemuk
Menulis tentang kecerdasan kali ini adalah tulisan yang sudah kesekian kalinya. Sebelum tulisan ini diturunkan di hadapan pembaca sudah ada begitu banyak ahli yang menulis tentang kecerdasan dengan penjelasan yang Panjang lebar. Untuk itu perlu ada batasannya. Penulis memilih Howard Gardner (1993) yang secara menarik berbicara tentang kecerdasan majemuk yang ada di dalam diri setiap orang yang berasal dari tempat, suku, dan budaya yang berbeda-beda.
Mengapa di antara sekian banyak ahli atau tokoh yang berbicara tentang kecerdasan hanya memilih Gardner? Karena Gardner menawarkan sembilan kecerdasan yang unik yang ditawarkan kepada pembaca di seluruh dunia.
Keunikan yang dimaksud adalah bahwa sembilan kecerdasan majemuk itu ada di dalam diri setiap insan manusia. Sembilan kecerdasan majemuk itu bukan berada di luar diri setiap pribadi manusia. Kesembilan multi-smart itu sedang bertumbuh dan berkembang di dalam diri setiap insan.
Penulis-penulis sebelumnya, berbicara secara partial tentang kecerdasan manusia dan dengan gampang membedakan orang cerdas dengan orang bodoh berdasarkan pemahaman yang satu segi atau dua segi saja. Tetapi Gardner tidak membedakan orang cerdas dengan tidak cerdas atau bodoh karena setiap pribadi manusia yang ada di bumi ini memiliki kecerdasan majemuk yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam dirinya.
Keunikan yang dimaksud adalah bahwa sembilan kecerdasan majemuk itu ada di dalam diri setiap insan manusia. Sembilan kecerdasan majemuk itu bukan berada di luar diri setiap pribadi manusia. Kesembilan multi-smart itu sedang bertumbuh dan berkembang di dalam diri setiap insan.
Penulis-penulis sebelumnya, berbicara secara partial tentang kecerdasan manusia dan dengan gampang membedakan orang cerdas dengan orang bodoh berdasarkan pemahaman yang satu segi atau dua segi saja. Tetapi Gardner tidak membedakan orang cerdas dengan tidak cerdas atau bodoh karena setiap pribadi manusia yang ada di bumi ini memiliki kecerdasan majemuk yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam dirinya.
Proses pertumbuhan kecerdasan majemuk di dalam setiap diri bervariasi antara satu orang dengan orang yang lainnya. Ada orang yang menonjol dalam kecerdasan tertentu, misalnya cerdas musik dan lagu,di samping kecerdasan lain yang bertumbuh lambat di dalam dirinya. Ada orang yang memiliki berbagai kecerdasan yang sama sama bertumbuh dan berkembang menonjol di dalam dirinya.
Gardner berujar lebih lanjut bahwa kecerdasan majemuk dapat bertumbuh baik dalam diri manusia melalui latihan yang tekun, sabar dan disiplin. Tepat sekali kata pepata "ala bisa karena biasa". Misalnya, kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata, tulis) dapat diasah terus-menerus dengan tekun membaca dan menulis sampai menjadi penulis dan wartawan sebagai sebuah pekerjaan dan sumber penghasilan. Seorang yang memiliki badan yang sehat dan kuat dapat mengikuti latihan secara tekun, sabar dan disiplin sebuah cabang olahraga, misalnya bulu tangkis sampai suatu ketika menjadi pemain lokal, regional dan nasional bahkan dunia sehingga permainan bulu tangkis menjadi sumber pekerjaan dan pendapatan hidup.
Selain itu, Gardner juga menawarkan dua hal penting dari kecerdasan majemuk yaitu definisi kecerdasan dan sembilan kecerdasan majemuk yang ada di dalam setiap orang.
Gardner mendefiniskan bahwa kecerdasan adalah kemampuan tajam manusia untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan tajam menghasilkan permasalahan baru untuk diselesaikan, dan kemampuan tajam untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menarik yang dapat berguna bagi banyak orang yang dapat mendatangkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Pengertian kecerdasan tersebut mengandung beberapa point penting yaitu manusia yang memiliki kecerdasan tampil dalam kemampuannya sebagai penyelesai persoalan (Problem-Solution); pembuat persoalan (Problem-maker) sekaligus penyelesai persoalan (Problem-Solution) yang diciptanya; pencipta (Creator) yang menciptakan hal-hal baru (Inovator) yang dapat berguna bagi sesama sehingga dapat mendatangkan penghargaan dari orang lain atau institusi dalam konteks budayanya.
Pemahaman yang mendalam akan kecerdasan itu muncul dalam setiap bagian atau macam-macam kecerdasan majemuk yang Gardner tawarkan. Ada sembilan macam kecerdasan majemuk Gardner yang dimiliki oleh setiap orang dari segala suku dan bangsa di atas planet bumi ini.
Kesembilan kecerdasan majemuk itu meliputi kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas angka), kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu), kecerdasan visual-spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), dan kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat/cerdas memaknai setiap hal dalam hidup).
Kecerdasan majemuk yang ada dalam diri setiap orang dapat ditentukan melalui observasi multi-smart yang tampil di dalam perilaku, tindakan, kecenderungan bertindak, kepekaan orang terhadap sesuatu, kemampuan yang menonjol, reaksi spontan, sikap, kesenangan. Ringkasnya sembilan kecerdasan majemuk dalam setiap individu dapat dikenal lewat observasi cara berpikir, cara berperasaan dan cara bertindak dari pribadi yang sedang diobservasi. Atau dalam dunia pendidikan, kecerdasan majemuk siswa diketahui melalui observasi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dari siswa yang sedang diobservasi observer. Pertama dan utama observer mengobservasi ekspresi aksinya yang dapat ditangkap indera observer dalam menentukan kecerdasan majemuk siswa. Dari aksinya yang mengekspresikan kecerdasan majemuk dapat memandu observer menentukan siswa memiliki cara berpikir dan berperasaannya memiliki kecerdasan majemuk.
Setelah observasi, mendeskripsikan multi-smart yang ada dalam diri pribadi manusia. Pendeskripsian multi-smart dalam diri pribadi dapat menjadi sumber data sepihak dari observer tetapi sebagai bahan dasar untuk dialog dengan pribadi yang diobservasi untuk mendapat multi-smart dari pribadi yang diobservasi. Kedua data multi-smart dari observer dan yang diobservasi itu kemudian disatukan sehingga membentuk multi-smart pribadi secara utuh dalam proses tumbuh-kembangkan multi-smart dalam diri sehingga dengan demikian multi-smartnya dapat menonjol ke permukaan bagi kemajuan diri.
Setelah observasi, mendeskripsikan multi-smart yang ada dalam diri pribadi manusia. Pendeskripsian multi-smart dalam diri pribadi dapat menjadi sumber data sepihak dari observer tetapi sebagai bahan dasar untuk dialog dengan pribadi yang diobservasi untuk mendapat multi-smart dari pribadi yang diobservasi. Kedua data multi-smart dari observer dan yang diobservasi itu kemudian disatukan sehingga membentuk multi-smart pribadi secara utuh dalam proses tumbuh-kembangkan multi-smart dalam diri sehingga dengan demikian multi-smartnya dapat menonjol ke permukaan bagi kemajuan diri.
Penulis merasa sangat tersentuh cara menilik kecerdasan majemuk setiap pribadi melalui observasi prilaku, deskripsikan, lalu bertemu dengan pribadi yang diobservasi untuk dapat versinya tentang multi-smartnya lalu keduanya disatukan menjadi multi-smart yang utuh dari pribadi manusia itu untuk kemajuan dirinya.
Metode dalam menilik multi-smart setiap individu demikian bagi penulis sabagai satu perspektif tajam yang dapat digunakan dalam menilik multi-smart individu-individu Suku Bunaq Aitoun secara lebih dalam tentang bagaimana cara berpikir, cara berperasaan dan cara bertindak dari Suku Bunaq Aitoun.
Tilikan seperti itu dalam penerapannya, pertama-tama penulis mengobservasi kecerdasan majemuk di dalam tubuh budaya suku Bunaq Aitoun. Penulis pertama dan utama observasi multi-smart dalam cara bertindak individu-individu Suku Bunaq dalam hidupnya sehari-hari.
Mengapa hal pertama dan utama dalam observasi multi-smart Suku Bunaq Aitoun melalui cara bertindaknya? Karena smart dalam cara bertindak dapat dilihat dan diamati oleh indera observer. Dari smart bertindak itu observer dapat menentukan smart perasaan dan smart pikiran individu-individu dalam kehidupan sosial budaya Suku Bunaq Aitoun. Observasi ini berbasiskan peneliti terdahulu yang menggunakan kacamata antropologis dalam mendeskripsikan kebudayaan Suku Bunaq Timor Tengah, termasuk Suku Bunaq Aitoun (A.A.Bere Tallo, 1978).
Setelah observer dapat mengobservasi multi-cerdas individu-individu Suku Bunaq Aitoun dalam perspektif kecerdasan majemuk Howard Gardner, kemudian tahap kedua adalah mendeskripsikan kecerdasan majemuk yang ada dalam tubuh Budaya Suku Bunaq.
Kacamata kecerdasan majemuk Gardner adalah alur yang memudahkan pembaca memahami akan siapa dan bagaimana sesungguhnya orang-orang Bunaq Aitoun itu menyatakan kecerdasan majemuknya dalam cara bertindak, cara berperasaan, dan cara berpikir kepada pembaca global.
Metode dalam menilik multi-smart setiap individu demikian bagi penulis sabagai satu perspektif tajam yang dapat digunakan dalam menilik multi-smart individu-individu Suku Bunaq Aitoun secara lebih dalam tentang bagaimana cara berpikir, cara berperasaan dan cara bertindak dari Suku Bunaq Aitoun.
Tilikan seperti itu dalam penerapannya, pertama-tama penulis mengobservasi kecerdasan majemuk di dalam tubuh budaya suku Bunaq Aitoun. Penulis pertama dan utama observasi multi-smart dalam cara bertindak individu-individu Suku Bunaq dalam hidupnya sehari-hari.
Mengapa hal pertama dan utama dalam observasi multi-smart Suku Bunaq Aitoun melalui cara bertindaknya? Karena smart dalam cara bertindak dapat dilihat dan diamati oleh indera observer. Dari smart bertindak itu observer dapat menentukan smart perasaan dan smart pikiran individu-individu dalam kehidupan sosial budaya Suku Bunaq Aitoun. Observasi ini berbasiskan peneliti terdahulu yang menggunakan kacamata antropologis dalam mendeskripsikan kebudayaan Suku Bunaq Timor Tengah, termasuk Suku Bunaq Aitoun (A.A.Bere Tallo, 1978).
Setelah observer dapat mengobservasi multi-cerdas individu-individu Suku Bunaq Aitoun dalam perspektif kecerdasan majemuk Howard Gardner, kemudian tahap kedua adalah mendeskripsikan kecerdasan majemuk yang ada dalam tubuh Budaya Suku Bunaq.
Kacamata kecerdasan majemuk Gardner adalah alur yang memudahkan pembaca memahami akan siapa dan bagaimana sesungguhnya orang-orang Bunaq Aitoun itu menyatakan kecerdasan majemuknya dalam cara bertindak, cara berperasaan, dan cara berpikir kepada pembaca global.
Mendeskripsikan Budaya Suku Bunaq Aitoun dalam perspektif Gardner ini fokus pada sembilan kecerdasan yang ada di dalam tubuh-Badan-Jiwa-Spirit-psikologi-sosiologi-budaya Suku Bunaq Aitoun. Kesembilan kecerdasan majemuk dalam tubuh Budaya Suku Bunaq Aitoun itu dimunculkan dalam contoh-contoh konkret yang ada dalam tubuh budaya Suku Bunaq Aitoun. Kesembilan kecerdasan majemuk itu sebagai satu kesatuan saling berkaitan tak terpisahkan dalam tubuh sosial budaya suku bunaq Aitoun.
Contoh konkret sembilan macam kecerdasan majemuk dalam tubuh budaya suku Bunaq Aitoun itu sebetulnya sangat membantu pembaca untuk mengerti lebih baik tentang bagaimana sembilan kecerdasan majemuk Gardner itu sedang bertumbuh dan berkembang di dalam tubuh sosial budaya Suku Bunaq Aitoun hingga dewasa ini. Saraf-saraf masing-masing kecerdasan majemuk Gardner itu ada dalam saraf-saraf setiap kecerdasan majemuk tubuh budaya suku Bunaq Aitoun.
Contoh konkret sembilan macam kecerdasan majemuk dalam tubuh budaya suku Bunaq Aitoun itu sebetulnya sangat membantu pembaca untuk mengerti lebih baik tentang bagaimana sembilan kecerdasan majemuk Gardner itu sedang bertumbuh dan berkembang di dalam tubuh sosial budaya Suku Bunaq Aitoun hingga dewasa ini. Saraf-saraf masing-masing kecerdasan majemuk Gardner itu ada dalam saraf-saraf setiap kecerdasan majemuk tubuh budaya suku Bunaq Aitoun.
Menilik Kecerdasan Majemuk Suku Bunaq Aitoun
Penulis menyadari bahwa Kecerdasan Majemuk Gardner dalam diri setiap manusia lebih menekankan aspek psikologis setiap individu di dalam kehidupan bersama.
Ketika Kecerdasan Majemuk Gardner diterapkan pada kehidupan sosial orang-orang berbahasa Bunaq di Aitoun sebagai lokus tulisan ini, penulis sadar bahwa alur kecerdasan majemuk itu mengalami penekanan pergantian subyek dari aspek psikologis yang lebih menekankan sisi personal atau setiap pribadi atau individu itu beralih kepada subyek dari aspek sosiologis yang lebih menekankan individu-individu atau massal atau komunal dari semua orang yang menyebut dirinya sebagai masyarakat Suku Bunaq Aitoun.
Ketika Kecerdasan Majemuk Gardner diterapkan pada kehidupan sosial orang-orang berbahasa Bunaq di Aitoun sebagai lokus tulisan ini, penulis sadar bahwa alur kecerdasan majemuk itu mengalami penekanan pergantian subyek dari aspek psikologis yang lebih menekankan sisi personal atau setiap pribadi atau individu itu beralih kepada subyek dari aspek sosiologis yang lebih menekankan individu-individu atau massal atau komunal dari semua orang yang menyebut dirinya sebagai masyarakat Suku Bunaq Aitoun.
Dengan kata lain ada pergeseran dari cara menilik kecerdasan majemuk individu secara personal kepada cara menilik individu--individu atau orang--orang dalam kehidupan sosial budaya. Ringkas kata Gardner menilik kecerdasan majemuk di level psikologis manusia sedangkan penulis dalam tulisan ini mengangkatnya ke level sosiologis manusia-manusia. Kemudian keduanya bertemu wajah di titik pertemuan psikologi sosial Suku Bunaq Aitoun. Artinya bahwa dalam lokus menilik Kecerdasan majemuk Suku Bunaq Aitoun, Gardner menilik kecerdasan satu orang pribadi dari Suku Bunaq Aitoun sedangkan penulis menilik kecerdasan majemuk orang-orang dari Suku Bunaq Aitoun.
Penulis sadar bahwa Sembilan Kecerdasan Majemuk Gardner tersebut sungguh “make sense” untuk digunakan menilik kehidupan sosial budaya Suku Bunaq Aitoun. Pengalaman penulis hidup di dalam Budaya Suku Bunaq Aitoun memastikan penulis untuk menyatakan bahwa di dalam tubuh psikologi sosial budaya Suku Bunaq mengandung kesembilan kecerdasan majemuk Gardner yang mencakup kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas angka), kecerdasan musikal (cerdas music-lagu), kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat/memaknai).
Kecerdasan majemuk yang dimiliki Suku Bunaq Aitoun itu dapat dipahami dalam contoh-contoh dari setiap bagian kecerdasan majemuk Gardner yang ada dalam tubuh-psikologi-sosial-budaya Suku Bunaq Aitoun.
Contoh kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata)
Tokoh-tokoh adat Suku Bunaq Aitoun memiliki kecerdasan bahasa lisan adat yang bagus.
Sejarah hidup setiap anggota Suku Bunaq Aitoun dapat diuraikan oleh seorang tua adat secara detail ketika seorang anggota meninggal dalam ritus adat kenduri yang biasanya berlangsung tiga sampai empat hari dalam wilayah suku Bunaq Aitoun. Video berikut adalah contoh tokoh adat menguraikan sejarah hidup seorang anggota rumah suku yang meninggal dalam doa tua adat. Doa itu dimeteraikan dalam korban darah daging dilengkapi dengan material lainnya yang leluhur wariskan kepada generasi suku bunaq hingga dewasa ini. Ritus ini adalah intisari dari kebahagiaan seorang anggota yang meninggal. Lewat adat seperti dalam video ini, seorang anggota yang telah meninggal masuk ke dalam kebahagiaan abadi bersama para leluhur. Tanpa adat ini seorang yang meninggal tidak dapat masuk ke dalam persekutuan bahagia bersama di kediaman para leluhur. Dari perspektif Suku Bunaq Aitoun dalam ritus ini jelas bahwa lewat ritus adat seperti dalam video ini suku bunaq hanya mengenal surga dan dengan demikian tidak ada konsep neraka dalam perspektif adat ini. Adat ini adalah adat "si por pak" .
Ada tiga makna eksistensial di dalam adat "si por pak" ini. Pertama, adat ini resmi masukan orang yang meninggal ke dalam persekutuan bahagia bersama leluhur. Tanpa adat ini seorang anggota yang meninggal tidak masuk surga bersama para leluhur. Surga dalam bahasa bunaq Aitoun adalah "Mot Tama".
Kedua, bagi anggota keluarga yang masih di dunia hidup dalam damai sebagai saudara dan saudari abadi. Doa tua adat dalam ritus ini intinya adalah ceritera lisan asal-usul anggota keluarga yang meninggal sampai masuk surga atau "mot tama" dan di akhir doanya itu mengajak semua anggota keluarga yang masih hidup di dunia untuk menjauhkan saling sungut-sungutan dan permusuhan serta irihati. Tetapi semua anggota keluarga yang masih hidup di dunia diajak untuk selalu mengeluarkan kata-kata yang saling menyejukkan hati dan budi untuk selalu mendukung dan kerjasama di dalam hidup sehari-hari.
Ketiga, doa sejarah hidup orang yang meninggal dari lahir sampai masuk surga atau "mot tama" dan hidup persaudaraan abadi bagi anggota rumah suku yang ditinggalkannya itu disahkan-dimeteraikan dalam korban darah-daging seperti di dalam video ini. Darah daging itu dimakan oleh setiap anggota rumah suku sesuai bagiannya berdasarkan asal-usul sejarah dalam doa tua adat dan ditentukan tua adat seperti di dalam video ini. Korban darah daging itu mengesahkan sekaligus menjadi sumber kehidupan bagi yang meninggal maupun bagi yang masih hidup di dunia. Sejarah asal usul rumah suku dari orang yang meninggal dan yang masih hidup, tetap hidup dalam doa tua adat dan hidup dalan darah daging korban yang dimakan sesuai bagian sejarah asal usulnya. Sejarah rumah suku itu benar selalu hidup dalam darah.
Video ini direkam langsung
Oleh penulis
Adat ini adalah adat "si por pak"Dalam adat kenduri
Mama Maria Bete Asa
Di Fatubenao-Atambua
Ibu-ibu pun mengungkapkan syair-syair ratapan secara spontan dan bersahut-sahutan dalam meratapi seorang anggota yang telah meninggal terbaring di dalam peti jenazah sebelum pemakaman selama berada di rumah duka.
Syair-syair sambut raja atau tokoh agama atau tokoh pemerintahan disampaikan secara rapi oleh tua adat dalam menyapa kedatangannya di wilayah Suku Bunaq Aitoun. Contoh sambutan tokoh agama "welcome" di wilayah Suku Bunaq Aitoun seperti di dalam video di bawah ini. Video ini juga sangat kaya memuat Smart (cerdas) Suku Bunaq Aitoun. Cakupan video ini meliputi word smart (cerdas kata) dalam syair sapaan "welcome" kepada tokoh agama di wilayah suku Bunaq Aitoun, body smart (cerdas gerak tubuh) dalam tarian likurai sebagai simbol kemenangan melawan musuh dalam suatu peperangan. Kemenangan di sini juga berarti keberhasilan dalam pekerjaan sebagai menang atas kemalasan. Makna tarian teberaiq atau tarian likurai ini merupakan ungkapan dari existential smart (cerdas hakikat/cerdas memaknai) dalam video ini. Selain itu Video ini juga menampilkan picture smart (cerdas gambar dan warna) tampak dalam kain adat beseq Suku Bunaq Aitoun berwarna merah dan kuning yang dikenakan tokoh agama dan penari serta tua adat. Warna kain merah dan kuning motif beseq Aitoun berbentuk atau bermotif S berkesinambungan tak terpisahkan. Huruf S ini singkatan dari Sahabat-Saudara-Sejati-setia-selalu-sampai-selamanya. Dengan makna yang mendalam dari motif kain adat beseq Suku Bunaq Aitoun yang demikian telah memuat existential smart (kecerdasan hakikat/memaknai) itu sendiri. Selain itu video ini memuat logic smart (cerdas angka) dalam kelompok penari lewat gerakan kaki seragam ke arah kiri dan kanan berdasarkan pukulan gendang kecil, penari laki-laki di depan barisan berjumlah dua orang, penari wanita yang memukul gendang kecil atau gendang yang ditabuh wanita sambil menari, menurut irama penabuhan, dilakukan oleh 10-20 wanita, biasanya berbentuk lingkaran, tetapi dalam video ini dalam bentuk barisan menyambut tokoh agama dan mengarak tokoh agama memasuki wilayah Suku Bunaq Aitoun sesudah sapaan tua adat "welcome" kepada tokoh agama seperti dalam video ini. Dalam tarian likurai atau teberaiq ini selain logic smart (cerdas angka) yang tampil dalam gerakan yang jatuh pada hitungan tertentu arah ke kiri dan kanan dengan irama seragam, juga video ini mengandung self smart (cerdas atur diri) dimana dalam tarian likurai atau teberaiq setiap pribadi mendisiplinkan diri dalam aturan seni tari teberaiq atau likurai dalam kelompok tari. Dalam tarian yang melibatkan kerja sama yang baik di antara anggota kelompok tari dapat melahirkan seni tari yang indah dinikmati publik dan terutama tamu Agung yang disambut ini juga sangat mengandung people smart (cerdas sosial). Dan semua perlengkapan baik itu berupa pakaian adat hutus beseq, gendang, gong, dan perhiasan lainnya yang dikenakan Tamu Agung yang disambut penari maupun tua adat itu berasal dari alam. Itu berarti video ini juga secara jelas memuat nature smart (cerdas alam). Dan lagu yang indah di dengar hadirin dari syair sapaan adat dan bunyi gendang dan gong yang indah adalah cetusan dari music smart (cerdas musik) menyentuh rasa seni semua orang yang merasakan dan menikmatinya dalam sambut tokoh agama dan mengaraknya memasuki wilayah suku Bunaq Aitoun.
Jadi video ini merangkum sembilan kecerdasan Gardner yaitu existential smart (cerdas-memaknai) setiap bagian dari video ini, word smart (cerdas kata), people smart (cerdas sosial), self smart (cerdas diri), logic smart (cerdas angka), nature smart (cerdas alam), picture smart (cerdas gambar dan warna), music smart (cerdas musik- lagu), dan body smart (cerdas gerak tubuh) dalam tarian likurai.
Selain itu Tua Adat juga memiliki kata-kata khusus dalam mendoakan orang-orang
yang sakit dalam traditional healing. Tua-tua adat dari rumah adat suku juga memiliki kata-kata istimewa dalam doa penyerahan kekuatan-kekuatan roh alam, roh leluhur dan kekuatan supranatural kepada anggota suku yang memintanya untuk pergi perperang atau bepergian ke tempat yang jauh dalam waktu yang lama. Dalam bahasa Bunaq Aitoun disebut kata-kata mantra "kaluk hasa'e". Syair-syair doa yang dimiliki oleh tua adat dapat diucapkan secara lisan dalam doa perutusan untuk berburu binatang di padang dan hutan.
yang sakit dalam traditional healing. Tua-tua adat dari rumah adat suku juga memiliki kata-kata istimewa dalam doa penyerahan kekuatan-kekuatan roh alam, roh leluhur dan kekuatan supranatural kepada anggota suku yang memintanya untuk pergi perperang atau bepergian ke tempat yang jauh dalam waktu yang lama. Dalam bahasa Bunaq Aitoun disebut kata-kata mantra "kaluk hasa'e". Syair-syair doa yang dimiliki oleh tua adat dapat diucapkan secara lisan dalam doa perutusan untuk berburu binatang di padang dan hutan.
Tua adat memiliki kata-kata yang tepat sesuai dengan konteks dalam merayakan ritus tertentu misalnya kata-kata berdoa mohon berkat roh leluhur, roh alam, roh supranatural, Roh Allah bagi visitor untuk memasuki tempat tinggal leluhur, seperti Mezbah dari rumah-rumah adat Suku Aitoun, dan seperti Air Terjun Uluk Til tempat mandi roh-roh leluhur.
Mezbah yang terbentuk dari bebatuan tersusun rapi adalah saksi abadi tentang tempat dan waktu yang tepat sang supranatural menyatakan tanda heran atau mujizatnya kepada leluhur rumah suku.
Doa-doa persembahan korban di atas mezbah dipimpin tua adat dan dihadiri anggota rumah suku untuk meminta berkat dari leluhur dan kekuatan supranatural. Semakin disiplin anggota rumah suku merayakan ritus adat di atas mezbah kepada leluhur dan sang supranatural semakin mengalirlah berkatnya untuk anggota rumah suku yang melakukan ritus tersebut.
Rahmat itu muncul dalam disiplin kerjanya dapat memanen hasil bumi yang berlipat ganda secara baik. Peliharaan ternak sapi yang semakin lama semakin berkembang biak secara baik dan berlipat jumlahnya. Usaha dagang dan bisnis yang mendatangkan keuntungan lancar. Kesejahteraan keluarga yang semakin meningkat.
Di atas mezbah rumah suku tua adat berdoa bersama anggota rumah suku melaksanakan ritus adat syukur atas kesembuhan dan mohon kesehatan bagi anggota rumah. Adat ritus "Bula Ho'on" adalah ritus syukur atas sembuh dan mohon kesehatan dalam hidup.
Berikut video berikut tentang ritus Bula Ho'on" di atas mezbah dari rumah suku Lianain Joil " sebuah adat ritus yang mengekspresikan cara berpikir suku bunaq Aiitoun. Fenomena "Bula hoon" di Aitoun Tas ini menampilkan cara bercerita tentang hidup orang-orang Aitoun dalam Tiga Framework Fundamental Suku Bunaq Aitoun yang secara jelas tampil dalam aksi-rasa-pikir orang-orang Aitoun. Meskipun demikian selalu terbuka untuk disempurnakan dalam sejarah hidup suku Bunaq Aitoun.
Video ini dari Adik Marianus Luan
yang hadir menyaksikan secara langsung
Ritus adat syukur atas sembuh dan mohon kesehatan
bagi anggota rumah suku.
yang hadir menyaksikan secara langsung
Ritus adat syukur atas sembuh dan mohon kesehatan
bagi anggota rumah suku.
Contoh Kecerdasan logis-matematis (cerdas angka)
Penyembuh tradisional di Aitoun memiliki angka-angka tertentu dalam menentukan jumlah bahan-bahan material dari alam yang digunakan dalam proses penyembuhan.
Ada tanggal dan hari serta jam tertentu untuk berburu binatang di padang atau hutan dengan tata aturan adat berburu dengan pantangan tertentu dalam batas waktu selama pergi berburu sampai kembali dari berburu (A.A.Bere Tallo, 1978).
Ada hari, tanggal, dan jam tertentu untuk melakukan ritus-ritus adat penting dalam pembangunan rumah-rumah adat suku. Ada hari, tanggal, dan jam tertentu untuk memanen madu.
Ada hari, tanggal, dan jam tertentu untuk melakukan ritus-ritus adat penting dalam pembangunan rumah-rumah adat suku. Ada hari, tanggal, dan jam tertentu untuk memanen madu.
Traditional healer memiliki angka-angka istimewa dalam proses penyembuhan secara tradisional. Ada angka keramat ritus dalam budaya Bunaq Aitoun dari setiap rumah suku yang ada.
Ada angka-angka rahasia seorang white traditional healer (white magic) dalam melawan black magic atau menetralisir black magic dengan white magic.
Ada angka-angka rahasia seorang white traditional healer (white magic) dalam melawan black magic atau menetralisir black magic dengan white magic.
Contoh Kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu)
Ada lagu daerah Lolan Gol versi Suku Bunaq Aitoun. Ada musik dari alat alat tradisional berupa potongan bambu dan kayu tertentu di kebun atau ladang untuk mengusir kera dan babi hutan yang mengganggu hasil tanaman di kebun atau ladang.
Kegiatan menggunakan alat musik tradisional mengusir binatang yang menjadi pengganggu tanaman di kebun dan ladang ini dikenal dalam Bahasa Bunaq Aitoun “olo-olo gue” (A.A.Bere Tallo, 1978).
Selain itu ada musik tradisional warisan leluhur “kon gue” dan “titil lohi” yaitu bunyi alat musik tradisional pada waktu seorang raja meninggal atau seorang tua adat meninggal dan selama proses adat kenduri sedang berlangsung.
Ada tarian likurai atau teberaiq dan tarian tebe pada setiap event tradisional seperti panen raya, pembangunan rumah adat dan peresmian rumah adat suku. Pesta peresmian rumah adat suku dikenal dengan “lal belis”.
Video berikut tentang teberaiq dan tebe yang menjadi warna pesta rakyat syukur atas keberhasilan yang telah dicapai khususnya kemenangan dalam pemilu kepala desa Suku bunaq Aitoun periode 2017-2022. Video ini dikirim oleh Pak Jonh kafier yang hadiri pesta rakyat suku Bunaq Aitoun. Video ini sangat kental mengekspresikan sembilan kecerdasan majemuk Gardner, dan paling dominan adalah kecerdasan musik dan lagu dan gerak.
Video ini kiriman
Bapak John Kafier
Menghadiri Pesta Rakyat
Lokasi Lapangan SDK Asueman
Contoh Kecerdasan kinestetik (cerdas gerak)
Ada silat kampung yang latihannya sangat menguji nyali peserta. Gerakan-gerakan silat kampung itu mengikuti gerakan binatang tertentu dan atau arah angin tertentu dalam menyerang musuh-musuh yang mengganggunya.
Pengukuhan itu disertai dengan mantra tertentu dan larangan yang harus ditaati pesilat dalam hidupnya dalam berelasi dengan Aku (cerdas-diri/relasi dengan diri sendiri), Anda (cerdas sosial/relasi dengan sesama), Alam (cerdas alam/relasi dengan lingkungan hidup/alam semesta darat-air-udara), Arwah (cerdas eksistensial/relasi dengan roh leluhur), Allah (cerdas eksistensial/relasi dengan Roh Allah) . Jadi seorang pesilat yang normal memiliki lima A relasi: relasi dengan Aku-Anda-Alam-Arwah leluhur-Allah. Abnormal terjadi bila ada kepincangan satu atau lebih relasi tersebut.
Lingkaran Relasi lima A itu utuh setara sederajat dalam pribadi Suku Bunaq Aitoun dapat dilihat dalam bagan di bawah ini. Frame work ini adalah cetusan hakikat relasi setara sederajat terdalam dalam kecerdasan Suku Bunaq Aitoun. Frame of mind Suku Bunaq Aitoun ini dalam bentuk lingkaran bukan bersistem hirarki. Artinya setiap aspek relasi suku bunaq Aitoun itu sama-sama diutamakan sehingga tidak terjadi kepincangan. Dalam relasi lingkaran tidak ada atasan dan bawahan, semua setara dan sederajat, tidak ada yang lebih diutamakan dan tidak ada yang dinomorduakan. Dalam relasi utuh berbentuk lingkaran ini semua adalah nomor satu-utama-penting. Hanya dalam relasi berbentuk hirarkis yang dapat mengutamakan atasan tapi menomorduakan bawahan.
Frame of mind di bawah ini merangkum existential smart dari relasi sosial Suku Bunaq Aitoun yang hidup dan dihidupi hingga kini.
Gambar di atas
Cetusan relasi normal/sehat
Suku Bunaq Aitoun.
Abnormal relation tercipta karena
salah satunya atau lebih dari satu relasi itu pincang.
Frame work psikologi konseling
Berbasis budaya suku bunak Aitoun
By. P.Benediktus Bere Mali,SVD
Untuk lebih mendalami Framework Suku Bunaq Aitoun, Anda perlu mengetahui bahwa ada Tiga Framework Fundamental Suku Bunaq Aitoun yang secara jelas tampil dalam aksi-rasa-pikir orang-orang Aitoun. Frame work ini sebagai dasar untuk proses konseling dalam konteks Suku bunaq Aitoun. Masalah relasi bisa didalami melalui cara berpikir konseli berlatarbelakang Budayanya yang unik.
Atau framework di atas disebut juga Ritus rekonsiliasi lima A yaitu relasi harmonis dengan Aku/diri sendiri, Anda/sesama, Alam semesta, Arwah Leluhur dan Allah/supranatural.
Lebih lanjut bahwa Penyerahan kekuatan supranatural dalam dunia persilatan dikenal dengan sebutan "kaluk a" artinya makan "kaluk" yang artinya makan kekuatan supranatural dalam bentuk tepung istimewa atau cairan istimewa tertentu dengan asal--usulnya melalui ritus adat yang dipimpin oleh tua adat yang memiliki pengalaman spiritual yang sangat mendalam.
Asal "kaluk" kekuatan supranatural ada prosesnya. Penulis menyaksikan sendiri saat teman kelas penulis patah tulang tangan setelah jatuh dari pohon mangga. Tua adat menggunakan "kaluk" menyembuhkan teman saya. Awalnya tua adat itu memakan siri-pinang dan mengambil segenggam beras, menyiapkan wadah kosong dari satu buku bambu. Tua adat lalu makan siri pinang, memegang beras di telapak tangan, lalu mengucapkan mantra (word smart/cerdas kata), menghamburkan beras ke alam tiga (3) kali (cerdas angka/logic smart), sambil meniup ke arah wadah dari wadah kosong terbuat dari sebuku bambu yang diletakan di depannya. setelah beberapa kali melakukan ritus itu wadah itu penuh dengan tepung putih bersih harum mewangi (nature smart/cerdas alam). Lalu tepung itu dimakan bersama siri pinang di mulutnya. Setelah kunya bersama sampai warnanya memerah (picture smart/cerdas gambar-warna) lalu diambilnya dari mulut lalu dengan ampas itu mengoleskan, mengurut dan meluruskan (body smart/cerdas gerak tubuh) tangan yang patah itu dan seketika itu juga patah tulang itu disembuhkan.
Kaluk adalah kekuatan roh alam, roh supranatural dari berbagai material alam yang dipadukan sebagai obat yang menyembuhkan berkat doa, mantra, dan keyakinan dan kepercayaan yang kokoh dari sang penyembuh yang telah berhasil dan terbukti memyembuhkan si sakit (existential smart/cerdas memaknai). Proses penyembuhan itu diiringi jeritan tangisan si sakit dan suara mantra si penyembuh dan hadirin yang lain menangis dan hadirin yang lain mohon penyembuhan dari roh alam, roh leluhur, roh supranatural dan roh Allah (music smart/cerdas musik-lagu). Proses penyembuhan itu terjadi atas kerja sama yang baik dari berbagai pihak (social smart/cerdas sosial). Setiap pribadi yang hadir mengatur diri untuk penuh tanggungjawab menyembuhkan si sakit (self smart/cerdas diri). Jadi dengan demikian dalam satu peristiwa proses penyembuhan dengan "kaluk" ini mengandung pola sembilan (9) kecerdasan majemuk Gardner sebagai kerangka peristiwa penyembuhan itu sendiri.
Selain itu masih ada gerakan lain seperti gerakan tarian likurai, gerakan saat tebe pesta rakyat atau panen raya padi, jagung, siri-pinang-buah-buahan. Gerakan Tebe Baulo menyambut raja, tokoh sipil, dan tokoh agama.
Video berikut adalah gerakan tari likurai, tebe Baulo versi asli suku bunaq Aitoun, motif kain adat hutus beseq Aitoun warna kuning, merah dengan segala perlengkapan adat yang dikenakan oleh seorang tokoh agama. Video ini adalah perarakan tokoh agama memasuki wilayah suku Bunaq Aitoun setelah sapaan adat "welcome" di Suku Bunaq Aitoun. Jadi dalam video ini ada word smart (cerdas kata) dalam syair tebe Baulo versi asli Suku Bunaq Aitoun. Video ini juga memuat picture smart (cerdas gambar-warna) dalam motif beseq Aitoun, dengan huruf S berkesinambungan sebagai simbol saudara-sahabat-sejati-setia-selalu-sampai-selamanya. Dengan demikian video ini juga memuat existential smart (cerdas hakikat/cerdas memaknai) tentang motif beseq Suku Bunaq Aitoun dengan motif huruf S berkesinambungan sebagai simbol sahabat-saudara-sejati-setia-selalu-sampai-selamanya. Video ini memuat body smart (cerdas gerak tubuh) dalam tarian likurai. Likurai adalah tarian sukacita kemenangan atas musuh dalam suatu peperangan. Sukacita kemenangan itu bisa juga berarti keberhasilan seseorang dalam usaha dan kerjanya berkat ketekunan, kesabaran dan kedisiplinan sebagai bukti mengalahkan kemalasan. Video ini juga memuat music smart (cerdas musik-lagu) dalan lagu syair tebe Baulo menyambut dan mengarak tokoh agama. Video ini juga memuat logic smart (cerdas angka) tampil dalam gerakan langkah laki dalam menari dan jari tangan memukul gendang oleh peserta tarian likurai atau teberaiq yang jatuh seragam pada pukulan tertentu yang indah dirasa penari dan penonton atau penikmat. Di dalam tarian teberaiq setiap anggota kelompok tari mendisiplinkan diri sesuai tata aturan seni tari likurai sehingga ada kerja sama yang baik dan serasi ( social smart/cerdas sosial) yang menghasilkan seni tari likurai yang indah di mata penikmat tarian teberaiq. Di dalam pernyatan tersebut memuat sekaligus self smart (cerdas atur diri) dan people smart (cerdas sosial) dalam tarian likurai atau teberaiq. Makna tari teberaiq adalah sukacita kemengan atas musuh-musuh dalam peperangan. Kemenangan dalam konteks ini adalah keberhasilan yang dicapai dalam bekerja sebagai kemenangan atas kemalasan. Makna terdalam dari tarian teberaiq ini mengandung existential smart (cerdas memaknai) dari setiap segi hidup dan kehidupan bersama, dalam hal ini tarian likurai itu sendiri. Semua perhiasan dan perlengkapan berupa pakaian adat dengan segala perlengkapannya, gendang, gong seperti dalam video ini berasal dari alam yang diolah menjadi perhiasan yang indah berguna bagi semua orang yang kemudian diapresiasi oleh sesama dalam budayanya. Ini adalah intisari dari nature smart (cerdas alam). Jadi dalam video ini merangkum sembilan (9) multi-smart Gardner sebagai pola dalam menilik event bersejarah suku Bunaq Aitoun dalam video tubuh budaya suku Bunaq Aitoun yang ternyata sangat kaya dengan multi-cerdasnya.
Video Sambut Tokoh Agama
Oleh
Contoh Kecerdasan Visual-Spasial (cerdas gambar -warna)
Ada motif hutus Beseq Bunaq Aitoun yang sudah memiliki hak cipta menurut hukum hak cipta. Motif hutus beseq adalah kain adat Suku Bunaq Aitoun. Motif kain adat beseq Aitoun berbentuk huruf S bersambung tiada terputus. Contoh motif kasula bermotif S berkesinambungan.
Huruf S singkatan dari Saudara/i-Sahabat-Sejati-setia-selalu-sampai-selamanya. Artinya simbol Saudara sejati, simbol sahabat sejati dalam suka maupun duka. Makna fundamental motif beseq Bunaq Aitoun ini adalah intisari existential smart (cerdas memaknai/cerdas hakikat).
Ada bermacam-macam warna motif hutus beseq Aitoun. Berikut adalah contoh motif kain adat beseq suku bunaq Aitoun warna hijauh, kuning dan merah
Motif hutus beseq Aitoun berwarna kuning dan merah dapat ditonton dalam video di bawah ini. Motif beseq warna merah dan kuning dengan huruf S berkesinambungan ini merupakan ekspresi dari picture smart (cerdas gambar dan warna) dari Suku Bunaq Aitoun.
Video di bawah ini adalah promosi kain adat Hutus Beseq Aitoun menjelang mendapat hak cipta. Selain video ini mengandung cerdas gambar berupa motif beseq, juga body smart (cerdas gerak tubuh) dalam tarian dan existential smart (cerdas makna) dalam makna terdalam motif beseq Aitoun sebagai simbol sahabat-saudara-sejati-setia-selalu-sampai-selamanya dalam suka dan duka.
Bunyi musik dan lagu dalam video di bawah ini merupakan ekspresi music smart (cerdas musik dan lagu) dari para penyanyi dan pemain alat musik. Ada gerakan tari dalam paduan suara ini jatuh pada hitungan tertentu sehingga kelihatan tampil seragam. Goyangan ke kiri dan kanan seragam pada hitungan yang sama menghasilkan seni ini merupakan cetusan dari logic smart (cerdas angka).
Kata-kata komentator tentang tarian yang membuat penonton lebih mengerti dan juga kata-kata dari lagu daerah dalam video di bawah ini merupakan ekspresi word smart (cerdas kata).
Setiap individu dalam paduan suara dan tarian dalam video di bawah ini secara sadar dan penuh konsentrasi menata diri sesuai aturan seni suara dan seni tari sehingga indah di mata rasa penikmat atau penonton. Ini merupakan cetusan self smart (cerdas atur diri).
Kerja sama antara dirigen dan peserta paduan suara dalam menyanyi dan menari dalam video di bawah ini adalah contoh cetusan people smart (cerdas sosial).
Semua bahan pakaian dan perhiasan dan alat music dalam paduan suara dalam video di bawah ini berasal dari alam yang merupakan ungkapan nyata dari contoh nature smart (cerdas alam). Jadi video ini merangkum sembilan kecerdasan majemuk dari Howard Gardner.
Masih tentang cerdas warna dan gambar. Ada proses kerja motif kain adat dari benang sampai menjadi kain hasil karya Suku Bunaq Aitoun. Ada lukisan pada papan-dinding- rumah-rumah suku di Aitoun. Ada cap unik pada ternak sapi dan kuda yang dimiliki Suku Bunaq Aitoun. Pemberian cap pada ternak sapi dan kuda ini disebut dalam bahasa Bunaq Aitoun "marak tolo". Ada motif kain adat dan papan rumah-rumah adat berupa motif totem-totem yang dianggap suci oleh rumah-rumah suku di Aitoun.
Contoh Kecerdasan interpersonal (cerdas sosial)
Ada relasi sosial budaya berbasiskan hubungan “malu gol” dengan “aiba’a gol” yang lebih disingkat oleh orang Aitoun dengan sebutan hubungan “malu-ai” antara anggota rumah-rumah suku yang ada di wilayah Suku Bunaq Aitoun. Berikut adalah contoh relasi abadi "malu-ai"dari satu rumah suku Monewalu di Aitoun. Penulis tampilkan rumah suku Monewalu sebagai rumah suku penulis. Perlu diketahui bahwa ada 32 rumah suku di Aitoun dengan Sistem kekerabatan matrilineal yang memperhitungkan garis keturuan dan pembagian harta warisan bergerak dan tidak bergerak berdasarkan garis ibu' mama..
Itu berarti ada 32 jenis relasi "malu-ai" karena setiap rumah suku memiliki relasi ini. Bagan di bawah ini contoh dari penulis sebagai seorang anggota rumah suku Monewalu yang kebetulan berasal dari rumah suku Laimea sebagai malu bul penulis. Setiap anggota rumah suku Monewalu buat bagannya sendiri-sendiri. Kalau anggota rumah suku Monewalu berasal dari Rumah suku Hoki'ik maka yang menjadi "malu bul" atau akar hidupnya adalah anggota rumah suku Hoki'ik. Bagan ini merangkum tentang bagaimana relasi pada level "malu ai" dari penulis sendiri.
Relasi sosial budaya Suku Bunaq Aitoun dari lahir sampai mati berdasarkan relasi “malu-ai” yang diwariskan leluhur yang berkembang dan tetap terjaga, dihidupi dalam hidup dan kehidupan Suku Bunaq Aitoun hingga dewasa ini, seterusnya dan selamanya dalam darah setiap pribadi Suku Bunaq Aitoun.
Suku Bunaq Aitoun memiliki 32 rumah-rumah suku yang membangun relasi sosial budaya berbasiskan sistem baku relasi sosial budaya "malu-ai". Setiap rumah suku dapat bercerita tentang sejarah rumah sukunya. Ceritera itu yang paling benar dan dimeteraikan dengan korban darah binatang dalam ritus adatnya. Selain itu relasi rumah suku MALU dengan AIBA'A dapat diteguhkan kembali dalam adat TAIS HOTA. DAN INILAH ADAT TAIS HOTA SUKU BUNAQ AITOUN Yang mengokohkan relasi interpersonal Suku Bunaq Aitoun.
Itu berarti ada 32 jenis relasi "malu-ai" karena setiap rumah suku memiliki relasi ini. Bagan di bawah ini contoh dari penulis sebagai seorang anggota rumah suku Monewalu yang kebetulan berasal dari rumah suku Laimea sebagai malu bul penulis. Setiap anggota rumah suku Monewalu buat bagannya sendiri-sendiri. Kalau anggota rumah suku Monewalu berasal dari Rumah suku Hoki'ik maka yang menjadi "malu bul" atau akar hidupnya adalah anggota rumah suku Hoki'ik. Bagan ini merangkum tentang bagaimana relasi pada level "malu ai" dari penulis sendiri.
Relasi sosial budaya Suku Bunaq Aitoun dari lahir sampai mati berdasarkan relasi “malu-ai” yang diwariskan leluhur yang berkembang dan tetap terjaga, dihidupi dalam hidup dan kehidupan Suku Bunaq Aitoun hingga dewasa ini, seterusnya dan selamanya dalam darah setiap pribadi Suku Bunaq Aitoun.
Suku Bunaq Aitoun memiliki 32 rumah-rumah suku yang membangun relasi sosial budaya berbasiskan sistem baku relasi sosial budaya "malu-ai". Setiap rumah suku dapat bercerita tentang sejarah rumah sukunya. Ceritera itu yang paling benar dan dimeteraikan dengan korban darah binatang dalam ritus adatnya. Selain itu relasi rumah suku MALU dengan AIBA'A dapat diteguhkan kembali dalam adat TAIS HOTA. DAN INILAH ADAT TAIS HOTA SUKU BUNAQ AITOUN Yang mengokohkan relasi interpersonal Suku Bunaq Aitoun.
Contoh Kecerdasan Intrapersonal (Cerdas diri)
Setiap anggota rumah-rumah suku mendisiplinkan diri dalam system sosial budaya “malu– aiba’a” yang sangat berkaitan dengan kecerdasan interpersonal yaitu cerdas dalam relasi dengan sesama, arwah leluhur, alam, Allah.
Disiplin diri berbasis relasi "malu-ai" sangat berkaitan dengan kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial dapat muncul dalam pertanyaan mendasar tentang mengapa relasi antara anggota rumah-rumah suku harus berdasarkan hubungan “malu-ai”?
Hidup bersama berdasarkan sistem relasi sosial budaya "malu-ai" karena relasi ini fondasinya adalah relasi berdasarkan darah keturunan atau asal usul anggota setiap rumah suku yang ada di wilayah Suku Bunaq Aitoun. Setiap anggota rumah suku, darah keturunannya dari rumah suku yang lain. Relasi ini sangat indah mengatur masing-masing anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun yang berjumlah kurang lebih 32 rumah-rumah Suku di Aitoun.
Relasi "malu-ai" ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi antara anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun.
Video berikut adalah ritus adat rekonsiliasi di Suku Bunaq Aitoun. Pola ritus rekonsiliasi seperti dalam video ini adalah contoh dari rumah suku Monewalu. Pihak yang telah konflik pribadi/sosial adalah anggota rumah suku Monewalu berstatus "Aiba'a" sedangkan pendamai adalah dua buah rumah suku yaitu rumah suku Laimea dan Rumah Suku Hoki'ik berstatus "Malu". Pendamai yang memegang wadah berisi air sumber kesejukan dan damai. Pihak konflik yang mencelupkan jari ke dalam air di wadah lalu mengoles-bersihkan mulutnya masing-masing.
Penulis menghapus suara aslinya dari video ini tetapi tetap mempertahankan gambar dengan musik dan lagu dari Mazmur 133 yang mengandung pesan mendalam bagi event rekonsiliasi ini. Mazmur 133 dipilih karena yang ada dalam video ini baik pendamai maupun yang didamaikan serta seluruh anggota rumah suku adalah orang-orang yang beradat dan sekaligus orang-orang yang beriman Katolik.
Gerakan tangan pihak konflik mencelupkan ke dalam air dalam wadah yang dipegang oleh pendamai, kemudian pihak yang konflik mengoleskannya di mulutnya masing-masing memiliki dua makna eksistensial bahwa dengan kata-kata dari mulut merusak relasi harmonis dalam hidup bersama baik itu relasi dengan diri sendiri, sesama, alam, leluhur dan dengan Allah. Konflik meruntuhkan relasi harmonis dengan diri sendiri, sesama, alam semesta, arwah leluhur dan Allah. Dalam perspektif psikologi konseling relasi harmonis yang telah runtuh adalah relasi yang abnormal. Untuk kembali hidup dalam sebuah relasi normal maka proses penyembuhan berbasis budaya suku bunaq Aitoun melewati frame of mind seperti di dalam bagan di bawah ini.
Arti yang kedua adalah dengan ritus ini kembali membangun relasi harmonis dengan Aku/diri sendiri, Anda/sesama sekitar dan jauh, Alam semesta, Arwah leluhur, dan Allah. Relasi harmonis itu dimulai dari mulut yang mengeluarkan kata-kata yang menyejukan membawa rasa damai yang indah memperkokoh kerukunan. Rekonsiliasi/Damai ini terjadi pada sebuah adat kenduri yang terjadi di rumah suku Monewalu-rumah suku penulis sendiri.
Relasi malu-ai adalah relasi sosial budaya berdasarkan asal-usul darah keturunan yang sudah diikat oleh leluhur sepanjang waktu selama Suku Bunaq Aitoun masih ada dan hidup bersama.
Selain itu relasi “malu-ai” ini dapat memandu setiap anggota rumah-rumah suku untuk bagaimana harus mengekspresikan diri dalam berpikir, berperasaan, bertindak terhadap diri, sesama, alam, arwah leluhur, Allah di dalam hidup bersama dari lahir sampai mati.
Setiap anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun pertama dan utama harus menata dirinya berdasarkan malu-ai sebagai awal membangun hidup yang harmoni dengan diri, sesama, alam, arwah leluhur dan Allah dalam kehidupan bersama Suku Bunaq Aitoun.
Benar bahwa ada 32 rumah suku di Aitoun berarti Ada 32 rumah yang berstatus sebagai anggota rumah suku "Aiba'a" dan setiap rumah suku bersatatus "aiba'a" memiliki rumah suku berstatus "malu" dan "malu-bul".
Dan setiap rumah suku memiliki cerita asal-usulnya sungguh tepat secara lisan dalam ritus adat tertentu. Salah satu Contohnya adalah ritus adat kenduri. Di dalam setiap adat kenduri Sejarah anggota rumah suku yang dibuat adat kendurinya selalu kembali diceritakan dari lahir sampai masuk surga. Cerita itu lalu dimeteraiakan dengan darah korban binatang dan kemudian darah daging itu dibagi berdasarkan bagian asal -usul rumah lantas kemudian dimakan oleh anggota rumah suku. Dengan demikian sejarah menjadi hidup dan hidup adalah sejarah itu sendiri.
Setiap anggota rumah-rumah suku mendisiplinkan diri dalam system sosial budaya “malu– aiba’a” yang sangat berkaitan dengan kecerdasan interpersonal yaitu cerdas dalam relasi dengan sesama, arwah leluhur, alam, Allah.
Disiplin diri berbasis relasi "malu-ai" sangat berkaitan dengan kecerdasan eksistensial. Kecerdasan eksistensial dapat muncul dalam pertanyaan mendasar tentang mengapa relasi antara anggota rumah-rumah suku harus berdasarkan hubungan “malu-ai”?
Hidup bersama berdasarkan sistem relasi sosial budaya "malu-ai" karena relasi ini fondasinya adalah relasi berdasarkan darah keturunan atau asal usul anggota setiap rumah suku yang ada di wilayah Suku Bunaq Aitoun. Setiap anggota rumah suku, darah keturunannya dari rumah suku yang lain. Relasi ini sangat indah mengatur masing-masing anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun yang berjumlah kurang lebih 32 rumah-rumah Suku di Aitoun.
Relasi "malu-ai" ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi antara anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun.
Video berikut adalah ritus adat rekonsiliasi di Suku Bunaq Aitoun. Pola ritus rekonsiliasi seperti dalam video ini adalah contoh dari rumah suku Monewalu. Pihak yang telah konflik pribadi/sosial adalah anggota rumah suku Monewalu berstatus "Aiba'a" sedangkan pendamai adalah dua buah rumah suku yaitu rumah suku Laimea dan Rumah Suku Hoki'ik berstatus "Malu". Pendamai yang memegang wadah berisi air sumber kesejukan dan damai. Pihak konflik yang mencelupkan jari ke dalam air di wadah lalu mengoles-bersihkan mulutnya masing-masing.
Penulis menghapus suara aslinya dari video ini tetapi tetap mempertahankan gambar dengan musik dan lagu dari Mazmur 133 yang mengandung pesan mendalam bagi event rekonsiliasi ini. Mazmur 133 dipilih karena yang ada dalam video ini baik pendamai maupun yang didamaikan serta seluruh anggota rumah suku adalah orang-orang yang beradat dan sekaligus orang-orang yang beriman Katolik.
Gerakan tangan pihak konflik mencelupkan ke dalam air dalam wadah yang dipegang oleh pendamai, kemudian pihak yang konflik mengoleskannya di mulutnya masing-masing memiliki dua makna eksistensial bahwa dengan kata-kata dari mulut merusak relasi harmonis dalam hidup bersama baik itu relasi dengan diri sendiri, sesama, alam, leluhur dan dengan Allah. Konflik meruntuhkan relasi harmonis dengan diri sendiri, sesama, alam semesta, arwah leluhur dan Allah. Dalam perspektif psikologi konseling relasi harmonis yang telah runtuh adalah relasi yang abnormal. Untuk kembali hidup dalam sebuah relasi normal maka proses penyembuhan berbasis budaya suku bunaq Aitoun melewati frame of mind seperti di dalam bagan di bawah ini.
Frame of mind
Proses konseling
Relasi normal
Versus
Abnormal
Konseli
Berbasis Budaya
Suku Bunaq Aitoun
By. Benediktus Bere Mali, SVD.
Arti yang kedua adalah dengan ritus ini kembali membangun relasi harmonis dengan Aku/diri sendiri, Anda/sesama sekitar dan jauh, Alam semesta, Arwah leluhur, dan Allah. Relasi harmonis itu dimulai dari mulut yang mengeluarkan kata-kata yang menyejukan membawa rasa damai yang indah memperkokoh kerukunan. Rekonsiliasi/Damai ini terjadi pada sebuah adat kenduri yang terjadi di rumah suku Monewalu-rumah suku penulis sendiri.
Rekaman Video ini dari
Adik Marianus Luan
Yang menyaksikan secara langsung
Ritus Adat Rekonsiliasi/Damai
Relasi malu-ai adalah relasi sosial budaya berdasarkan asal-usul darah keturunan yang sudah diikat oleh leluhur sepanjang waktu selama Suku Bunaq Aitoun masih ada dan hidup bersama.
Selain itu relasi “malu-ai” ini dapat memandu setiap anggota rumah-rumah suku untuk bagaimana harus mengekspresikan diri dalam berpikir, berperasaan, bertindak terhadap diri, sesama, alam, arwah leluhur, Allah di dalam hidup bersama dari lahir sampai mati.
Setiap anggota rumah-rumah suku Bunaq Aitoun pertama dan utama harus menata dirinya berdasarkan malu-ai sebagai awal membangun hidup yang harmoni dengan diri, sesama, alam, arwah leluhur dan Allah dalam kehidupan bersama Suku Bunaq Aitoun.
Benar bahwa ada 32 rumah suku di Aitoun berarti Ada 32 rumah yang berstatus sebagai anggota rumah suku "Aiba'a" dan setiap rumah suku bersatatus "aiba'a" memiliki rumah suku berstatus "malu" dan "malu-bul".
Dan setiap rumah suku memiliki cerita asal-usulnya sungguh tepat secara lisan dalam ritus adat tertentu. Salah satu Contohnya adalah ritus adat kenduri. Di dalam setiap adat kenduri Sejarah anggota rumah suku yang dibuat adat kendurinya selalu kembali diceritakan dari lahir sampai masuk surga. Cerita itu lalu dimeteraiakan dengan darah korban binatang dan kemudian darah daging itu dibagi berdasarkan bagian asal -usul rumah lantas kemudian dimakan oleh anggota rumah suku. Dengan demikian sejarah menjadi hidup dan hidup adalah sejarah itu sendiri.
Contoh Kecerdasan naturalis (cerdas alam)
Alam memiliki roh-rohnya. "Kaluk" kekuatan supranatural itu materialnya berasal dari alam (A.A.Bere Tallo, 1978). Kaluk itu didatangkan lewat ritus adat tertentu. Kehadirannya berupa tepung putih bersih harum mewangi atau cairan putih bersih yang harum mewangi.
Lewat ritus adat pengadaan 'kaluk" atau kekuatan supranatural itu bertujuan untuk menyembuhkan dan atau untuk perang malawan musuh dengan mantra dan pantangan tersendiri.
Orang yang menerima "kaluk" atau kekuatan supranatural ini disebut "kaluk a" yang artinya makan "kaluk" kalau materialnya tepung putih bersih harum mewangi atau minum "kaluk" kalau material kekuatan supranaturalnya berupa cairan putih jernih harum mewangi. Kekuatan-kekuatan supranatural yang disebut "kaluk" ini ada di rumah-rumah suku Bunaq Aitoun.
Lewat ritus adat pengadaan 'kaluk" atau kekuatan supranatural itu bertujuan untuk menyembuhkan dan atau untuk perang malawan musuh dengan mantra dan pantangan tersendiri.
Orang yang menerima "kaluk" atau kekuatan supranatural ini disebut "kaluk a" yang artinya makan "kaluk" kalau materialnya tepung putih bersih harum mewangi atau minum "kaluk" kalau material kekuatan supranaturalnya berupa cairan putih jernih harum mewangi. Kekuatan-kekuatan supranatural yang disebut "kaluk" ini ada di rumah-rumah suku Bunaq Aitoun.
Selain itu setiap kali pembangunan rumah adat atau rumah suku, bahan materialnya berupa pohon-pohon, daun-daun, batu-kayu, pasir yang akan digunakan, selalu diawali dengan ritus adat minta restu pada roh-roh alam, agar roh-roh alam memberi restu akan penggunaan bahan-bahan dari alam itu dalam proses pembangunan rumah adat suku.
Setiap anggota rumah suku harus merawat, memelihara dan mengembangkan alam Bunaq Aitoun baik itu berupa air, tumbuhan, hewan maupun keindahan alam seperti tempat wisata air terjun Uluk Til yang sedang viral di media sosial dan sedang menghipnotis visitors dari berbagai tempat dan budaya.
Setiap anggota rumah suku harus merawat, memelihara dan mengembangkan alam Bunaq Aitoun baik itu berupa air, tumbuhan, hewan maupun keindahan alam seperti tempat wisata air terjun Uluk Til yang sedang viral di media sosial dan sedang menghipnotis visitors dari berbagai tempat dan budaya.
Contoh Kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat).
Suku Bunaq Aitoun membangun hidup dan kehidupannya di atas dasar yang kokoh yaitu roh alam, roh leluhur, roh Supranatural, dan Roh Allah agama yang para misionaris wartakan.
Pertanyaan eksistensial tentang hakekat kehidupan manusia misalnya, mengapa orang buat ritus doa sebelum pergi berperang? Maknanya adalah untuk mendapat restu dari roh leluhur dan roh alam, roh supranatural dan Roh Allah. Apakah ini sinkretisme?
Mengapa tua adat berdoa dalam ritus adat sebelum potong kayu, daun, ambil material lainnya untuk pembangunan rumah-rumah suku di Aitoun? Karena maknanya adalah bahwa setiap material memiliki kekuatan rohnya, ritus doa intinya untuk ijin, permisi, minta restu dari roh-roh itu agar proses pembangunan rumah adat suku berjalan normal dan lancar. Dan masih begitu banyak pertanyaan tentang hakekat hidup dan kehidupan Suku Bunaq Aitoun sebagai salah satu bagian penting dari seluruh suku bunaq di Timor Tengah versi Lourens Bere sepengetahuan A.A.Bere Tallo, Januari 1987 dan suku bunaq di Timor Tengah versi Louis Berthe.
Video berikut memuat contoh existential smart (cerdas memaknai). Misalnya makna dari tebe Baulo dalam video ini adalah syukur dan sukacita dalam membangun atap rumah-rumah Suku di Aitoun. Tebe Baulo juga untuk peminangan seorang gadis. Selain itu Tebe Baulo juga untuk penyambutan seorang raja, pemimpin pemerintahan, dan pimpinan tertinggi Agama yang datang berkunjung ke dalam wilayah Suku Bunaq Aitoun. Tebe Baulo dalam video ini juga memuat picture smart (cerdas gambar) yang muncul dalam motif beseq Aitoun berwarna merah-berani dengan motif huruf S bersinambungan tidak terputus. Huruf S singkatan dari Saudara-Sahabat-sejati-Setia-selalu-sampai-selamanya. Video ini juga memuat music smart (cerdas musik) dalam tebe Baulo Aitoun versi generasi milenial. Lagu dan musik dalam tebe Baulo ini merupakan cetusan cerdas musik dari peserta. Gerakan tubuh ke kiri dan ke kanan dan di tempat dalam bentuk lingkaran adalah contoh dari body smart (cerdas mengatur gerak tubuh). Gerakan ke kiri dan ke kanan serta gerakan kaki di tempat itu jatuh seragam pada hitungan tertentu secara bersama-sama mencipta rasa seni di dalam peserta penari dan penonton. Ini adalah contoh logic smart ( cerdas angka). Komentator yang menjelaskan tarian tebe, makna tebe Baulo, dan makna kain adat beseq Aitoun adalah contoh word smart (cerdas kata) dan existential smart (cerdas memaknai). Setiap peserta tebe Baulo mengatur dirinya mengikuti aturan tarian ini adalah contoh self smart (cerdas atur diri). Kerja sama semua peserta dalam tebe sehingga menghasilkan seni tari dan suara serta seni musik yang memuaskan rasa seni publik adalah contoh social smart (cerdas sosial) yang bagus. Dan semua perlengkapan dan perhiasan tebe termasuk alat musik berasal dari alam yang diolah dan menghasilkan seni. Ini adalah contoh nature smart (cerdas alam).
Jadi ada sembilan (9) kecerdasan majemuk Gardner itu sebagai satu kesatuan di dalam satu tubuh video ini. Sebagai catatan yang perlu diperhatikan penonton video ini adalah bahwa Tebe Baulo ini dalam versi generasi milenial. Ide dasarnya dari Tebe Baulo Asli dari Suku Bunaq Aitoun.
Perlu disadari bahwa setiap contoh dari kecerdasan majemuk yang ada dalam diri seorang manusia bunaq selalu berhubungan satu dengan yang lainnya, dalam perspektif psikologis. Demikian juga secara sosial budaya dalam tubuh Suku Bunaq Aitoun. Setiap contoh dari kecerdasan majemuk dalam tubuh orang-orang suku Bunaq Aitoun, saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Tulisan ini merupakan sebuah deskripsi psikologi sosial budaya Suku Bunaq Aitoun dari kacamata multi-kecerdasan Howard Gardner.
Pertanyaannya, apakah deskripsi seperti ini menyentuh rasa hati dan budi Anda? Does it make sense for you?
Jika pendekatan kecerdasan majemuk Gardner yang digunakan dalam mendeskripsikan Suku Bunaq ini menyentuh rasa hati dan budi Anda, maka Anda pun tentu tergerak untuk mencari dan menemukan perspektif yang lain dengan ahlinya untuk mendeskripsikan Budaya Bunaq kepada pembaca global, sehingga Suku Bunaq semakin dikenal semakin disayangi. Tepat kata pepata “Tak kenal maka tak sayang”.
Sebagai pesan terakhir yang sebaiknya selalu membekas dalam pikiran Anda setelah Anda membaca tulisan ini. Dan ini cukup menarik. Bahwa ketika Anda sedang membaca tulisan ini, sebetulnya Anda sedang membaca diri Anda sendiri dalam perspektif Gardner yang sedang menuntun Anda dengan kecerdasan majemuknya berziarah ke dalam diri Anda untuk kembali menata ulang multi-kecerdasan yang ada di dalam diri Anda sendiri sebagai basis yang kokoh bagi Anda untuk melihat sesama bahwa sesama Anda juga sederajat memiliki kecerdasan majemuk seperti Anda sendiri.
Dengan sederhana dapat diungkapkan bahwa Ketika Anda sedang membaca tulisan ini maka pada saat yang sama tulisan yang Anda baca ini juga sedang membaca diri Anda sendiri. Anda sedang membaca tulisan, tulisan pun sedang membaca diri Anda. Keduanya seiring sejalan di dalam diri Anda sebagai pembaca yang memiliki sembilan kecerdasan majemuk Gardner.***
Daftar Pustaka
A.A. Bere Tallo. (1978), Adat Istiadat dan Kebiasaan Suku Bangsa Bunaq di Lamaknen-Timor Tengah, Weluli, 7 Juli 1978
Gardner, Howard. (1993). Multiple Intelligences : The Theory in Practice A Reader. New York: Basic Books.
Gardner, H. E. (2008). Multiple intelligences: New horizons in theory and practice. Basic books.
Gardner, H. E. (2000). Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21st century. Hachette UK.
(2008). Kembali ke Akar . Jakarta: Cerdas Pustaka Pub..
Salam Damai buat semua Suku Bunaq di media ini.
BalasHapusA.A. Bere Tallo Bupati pertama Belu, 42 tahun yang lalu tepatnya Weluli, 7 Juli 1978 menerbitkan buku fundamental "Adat Suku Bunaq Timor" untuk dunia dari perspektif Antropologi.
Sebagai rasa syukur yg mendalam syukur atas jasa-jasanya, tulisan sederhana tentang Suku Bunaq dari perspektif Howard Gardner ini dipersembahkan kepada pembaca Suku Bunaq di seluruh dunia di hari peringatan istimewa ini. Selamat membaca tulisan berikut.
Sangat menarik bahwa ketika Anda sedang membaca tulisan kecerdasan majemuk suku Bunaq di hari istimewa ini, sebetulnya Anda sedang membaca diri Anda sendiri dalam perspektif Gardner. "Anda sedang membaca tulisan. Tulisan sedang membaca diri Anda". Dua hal terjadi bersamaan dalam diri pembaca sekaligus.
Selamat Ulang Tahun ke 42 terbitnya buku "Adat Suku Bunaq Timor" Karya fundamental Bupati pertama A.A.Bere Tallo. Trimakasih. Tabe Bei Mone A.A. Bere Tallo di Surga. Doakan kami Suku Bunaq di Seluruh dunia. Bukunya ada di catatan kaki tulisan kecerdasan majemuk ini. Salam hormat. Selamat membaca.
Salam Damai buat semua Suku Bunaq di media ini.
BalasHapusA.A. Bere Tallo Bupati pertama Belu, 42 tahun yang lalu tepatnya Weluli, 7 Juli 1978 menerbitkan buku fundamental "Adat Suku Bunaq Timor" untuk dunia dari perspektif Antropologi.
Sebagai rasa syukur yg mendalam syukur atas jasa-jasanya, tulisan sederhana tentang Suku Bunaq dari perspektif Howard Gardner ini dipersembahkan kepada pembaca Suku Bunaq di seluruh dunia di hari peringatan istimewa ini. Selamat membaca tulisan berikut.
Sangat menarik bahwa ketika Anda sedang membaca tulisan kecerdasan majemuk suku Bunaq di hari istimewa ini, sebetulnya Anda sedang membaca diri Anda sendiri dalam perspektif Gardner. "Anda sedang membaca tulisan. Tulisan sedang membaca diri Anda". Dua hal terjadi bersamaan dalam diri pembaca sekaligus.
Selamat Ulang Tahun ke 42 terbitnya buku "Adat Suku Bunaq Timor" Karya fundamental Bupati pertama A.A.Bere Tallo. Trimakasih. Tabe Bei Mone A.A. Bere Tallo di Surga. Doakan kami Suku Bunaq di Seluruh dunia. Bukunya ada di catatan kaki tulisan kecerdasan majemuk ini. Salam hormat. Selamat membaca.
https://bunaqaitoun.blogspot.com/2020/07/menilik-kecerdasan-majemuk-suku-bunaq.html?m=1
Selamat selamat jumpa para pembaca. Www.bunaqaitoun.blogspot.com menyapa Suku Bunaq di seluruh dunia. Salam hormat untukmu semua.
BalasHapusMulti-smart Gardner adalah perspektif yang "make sense" dalam mendeskripsikan Budaya Suku Bunaq Aitoun. Blog Anda Sangat membantu pembaca untuk lebih mengenal dan memahami Sembilan (9) kecerdasan majemuk Howard Gardner dalam tubuh Sosial Budaya Suku Bunaq Aitoun.
BalasHapusBlog Anda sungguh membuatku memahami secara lebih baik multi-smart dalam tubuh sosial budaya suku Bunaq Aitoun.
Itu artinya Blog Anda ini sudah meraih Kecerdasan Majemuk Gardner yang ke-10 yaitu Pedagogical Smart (cerdas mendidik dan mengajar) pembaca memahami dan mengerti secara baik multi-smart dalam tubuh sosial budaya Suku Bunaq Aitoun. Proficiat. Sangat inspiratif.
Trimakasih banyak. Trims kepada Howard Gardner dengan 10 multi-smartnya membantu mendeskripsikan secara sederhana video video dalam blog ini dan benar bahwa video video dalam blog ini adalah tubuh sosial budaya suku Bunaq Aitoun itu sendiri.Artinya bahwa jika Mudah mengerti Multi-smart dalam video2 ini berarti juga mudah mengerti multi smart Gardner yang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam tubuh sosial budaya Suku Bunaq Aitoun saat ini. Thank you very much for your comment.
Hapus