SALURAN
RAHMAT BELASKASIH TUHAN : Kotor vs Bersih
*P.Benediktus
Bere Mali, SVD*
Belas
kasih Allah itu mengalir seperti sungai kepada hati manusia. Selama hati
manusia rendah hati dan bersih maka Rahmat belas kasih Allah itu mengalir lancar
ke dalam diri manusia. Sebaliknya ketika manusia berdosa durjana maka saluran
itu menjadi kotor bahkan kotoran yang bertumpuk-tumpuk akan menyumbat aliran
rahmat belaskasihan Allah itu, sehingga hidup pribadi manusia menjadi merana.
Pemuda
yang kaya raya akan harta duniawi berharap untuk mengalami dan memiliki juga
harta surga yaitu hidup kekal dalam nama Tuhan Yesus. Pemuda itu berpikir bahwa
kaya harta dunia adalah jaminan kaya harta surga. Pola pemikiran ini adalah
pola yang berlaku di dalam bangsa Yahudi. Sukses dan kaya harta dunia adalah
berkat dari Tuhan, maka pasti masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Orang yang
gagal dan miskin di dunia adalah sebuah kehilangan berkat Tuhan atas diri
mereka.
Pemuda
kaya itu dengan pola pikir budaya bangsa Yahudi demikian datang kepada Yesus
untuk memperoleh harta surga yaitu masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Tuhan
Yesus tahu suasana hatinya. Dia mau memperoleh kehidupan yang kekal tetapi
masih melekat pada harta duniawi tanpa memberikan bantuan kepada sesama di
sekitar yang sangat miskin dan sangat membutuhkan pertolongan kepadanya tetapi
dosa menutup tangan, mata dan hatinya kepada mereka. Maka ketika si pemuda kaya
itu meminta pada Yesus tentang syarat memperoleh kehidupan kekal, Yesus
memberitahukan kepadanya bahwa hanya satu yang kurang di dalam dirimu untuk
memperoleh kehidupan yang kekal yaitu: menjual harta duniawi dan hasil jualan
itu berikan kepada orang-orang miskin yang ada di sekitarnya.
Syarat
itu sangat konkret untuk dilaksanakan. Tetapi pemuda yang kaya raya itu merasa
sulit untuk melaksanakan hal itu untuk meraih harapannya untuk memperoleh hidup
kekal. Pemuda kaya itu kembali ke tempatnya dengan hati yang sangat sedih
karena hartanya banyak sekali. Kesedihan itu lahir dari materialisme yang telah
menjadi “tuhan”nya di dalam kehidupannya, yang membuat dia menutup pintu menuju
kehidupan yang kekal yang nuraninya harapkan.
Saluran
rahmat Tuhan tersendat ke dalam diri Pemuda kaya itu karena dosa materialisme yang
menyumbat aliran rahmat itu di dalam dirinya. Butuh waktu dan proses bagi
pemuda itu untuk membersihkan saluran rahmat yang telah tersumbat oleh sampah materialisme
agar aliran rahmat kehidupan kekal yang diharapkannya dapat terealisir. Pemuda kaya itu perlu bertobat, artinya
berjalan meninggalkan materialisme menuju kehidupan yang penuh dalam Nama Tuhan
sumber keselamatan.
Homili Senin 27 Mei
2013
Sir 17 : 24 – 29
Mzm 32
Mrk 10 : 17 - 27