1. Ama o Eme eli ege rimil. Eme o Ama eli hobel gaal. Nei boal gaal.
Eme Ama gagal. Eli teo gene, kole selu gie. Eli teo gene, kole selu gie.
2.
Ama o Eme mele nei jobel ta. Eme o Ama tea na pol mal ai. Huruk bulas
hukat. Kole mupel nei no asu. Tuen si tita botus. Eli anap gene. Tuen
si tita botus. Eli anap gene.
3. Ama o Eme eli ege rimil.
Eme o Ama tea pil no tita sai. Topon sai topon. Kau ka'a tita bolu. Molo
pu uen lai. Eli inil sasi. Molo pu uen lai. Eli inil sasi.
Senin, Januari 06, 2014
Senin, Juni 03, 2013
Homili Senin 3 Juni 2013
HIDUP
MERASA : CUKUP vs SERAKAH
*P.Benediktus
Bere Mali, SVD*
Kita membaca koran
dan menonton televisi akhir-akhir ini memberikan aneka berita kepada kita.
Salah satu berita yang kita terima dari koran dan televisi dan internet adalah
koruptor yang berasal dari orang-orang yang memiliki jabatan, memiliki harta yang
lebih dan nama yang terhormat. Orang-orang yang tidak mempunyai kuasa, tidak
mempunyai harta yang lebih, tidak mempunyai nama, hidup secara cukup dengan apa
yang dimilikinya.
Pertanyaan kita
adalah mengapa orang yang mempunyai jabatan terpenting, mempunyai harta yang
lebih, mempunyai nama karena pendidikannya yang memadai, justru menjadi
koruptor yang dipublikasikan kepada publik lewat koran dan televisi dan internet?
Koruptor yang berlatarbelakang punya nama besar, kuasa, harta yang lebih,
karena dia hidup dalam pimpinan keserakahan bukan berdasarkan kecukupan, sesuai
kehendak pencipta yang disampaikan dalam doa Bapa Kami “ berilah kami makanan
secukupnya”. Keserakahan membuat orang
tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Orang yang serakah
akan dipimpin oleh prinsip ini : “saya mencuri maka saya ada”.
Injil hari ini
menampilkan penggarap-penggarap kebun anggur yang merasa tidak cukup dengan
hasil garapan yang ada tetapi justru dikuasai oleh keserakahan. Pemilik kebun
anggur telah murah hati memberikan kebun anggurnya dan hasilnya sudah cukup
untuk penggarap dan pemilik kebun itu mengutus utusannya untuk mengambil hasil
garapan itu untuk pemilik kebun anggur itu sesuai kesepakatan tetapi para utusan itu dibunuh
bahkan anaknya penggarap itu pun dibunuh. Hal ini terjadi karena penggarap itu
dikuasai oleh keserakahan yang sudah luar biasa.
Pemilik itu
menghadapi kepribadian penggarap seperti itu melahirkan kemarahannya kepada
penggarap itu. Pemilik itu mengambil kebun anggur itu dari para penggarap yang
tidak tahu adat itu dan kemudian pemilik kebun anggur itu memberikan kebun
anggur itu kepada penggarap-penggarap yang lain yang dapat menggarap kebun
anggur itu sesuai kehendak pemilik kebun anggur itu.
Pertanyaan kita
adalah siapa yang dimaksud dengan penggarap-penggarap yang lain itu? Penggarap
yang lama adalah orang-orang Israel dalam hal ini para ahli Taurat, imam-imam
kepala dan tua-tua Yahudi. Mereka telah menolak Tuhan Yesus. Sedangkan
penggarap-penggarap yang lain itu adalah bangsa-bangsa lain yang menerima Yesus
dan percaya kepadaNya, diberi kepercayaan untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Orang
Israel tidak dipercaya oleh pemilik kebun anggur untuk mengolah kebun anggur
sang pemilik. Sedangkan bangsa-bangsa lain dipercaya untuk menggarap kebun
anggur Tuhan.
Kita telah
dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Kepercayaan ini kita jalankan
sesuai pemilik kebun anggur yang telah memberikan kepercayaan kepada kita.
Orang mengatakan “hilang harta dapat dicari, hilang kepercayaan hilang
segala-galanya”.
Homili Senin 3
Juni 2013
Di Biara St.
Maria Ursulin Jl. Darmo Surabaya
Tobit 1:
1a.2a.3; 2:1b-8
Mzm 112
Mrk 12:1-12
Minggu, Juni 02, 2013
Homili HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS 2 Juni 2013
“MEMBUKA
PINTU EGOIS
MENEMUI KEMURAHAN HATI”
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Hampir setiap rumah di
kompleks Pratama ini memiliki pagar pintu Gerbang. Dari sekian banyak pintu gerbang pagar itu
dibagi ke dalam dua kelompok besar. Ada pintu Gerbang terbuka dan ada pintu
gerbang yang tertutup. Pintu yang tertutup menyulitkan orang masuk ke dalam
rumah itu. Pintu yang terbuka memudahkan orang masuk ke dalam rumah itu.
Kapela Pratama ini juga
dikelilingi pagar dan memiliki pintu pagar.
Kita saat ini boleh memasuki kompleks Kapela ini dan berdoa karena pintu
gerbang dan pintu Kapela dibukakan bagi kita semua. Sebaliknya kalau pintu gerbang
dan pintu kapela ini tetap tertutup atau terkunci maka kita akan sulit atau
tidak dapat memasukinya.
Hati manusia pun memiliki
pintunya. Ada pintu hati yang tertutup. Ada pintu hati yang terbuka. Pintu hati
yang terbuka memudahkan menyambut orang lain. Pintu hati yang masih tertutup
menyulitkan menyambut sesama. Pintu hati yang terbuka dengan mudah menyambut
Tuhan. Pintu hati yang tertutup sulit menyambut Tuhan.
Pintu hati tertutup itu oleh
karena adanya dosa dan kesalahan. Misalnya pintu hati seseorang tertutup oleh
karena egoisme atau orang itu pelit terhadap Tuhan dan sesama. Pintu hati yang
terbuka karena memiliki sebuah hati yang terbuka penuh dengan kemurahan hati.
Hati yang membuka diri terhadap kemurahan hati Allah dan sekaligus murah hati
kepada sesama.
Bacaan Injil hari ini
berbicara tentang Kemurahan Hati. Murah
hati adalah sebuah keharusan bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Yesus adalah
Murah Hati yang sempurna. Ketika para murid
hanya memiliki dua ekor ikan dan lima ketul roti saja sebagai bekal yang
sedikit untuk mereka, para murid meminta kepada Yesus agar orang banyak yang
mengikuti Yesus itu disuruh pulang untuk mencari makan sendiri. Tetapi Yesus
berkata kepada para murid itu: “Kamu harus memberi mereka makan”. Artinya bahwa
Para murid harus murah hati kepada mereka. Para murid harus memberikan apa yang
mereka miliki kepada mereka yang lapar, yang membutuhkan makanan. Para murid
tidak boleh egois. Para murid harus murah hati.
Kata-kata Yesus itu
dimengerti oleh para murid. Mereka menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti itu
kepada Yesus dan Yesus memberkatinya. Mujizat terjadi berkat kemurahan hati
para murid. Yang sedikit menjadi banyak. Yang dua ekor ikan dan lima ketul roti
menjadi berlipat ganda. Orang banyak itu memakannya dan sisanya masih 12 bakul
penuh.
Mujizat perbanyakan roti dan
ikan ini menyampaikan pesan-pesan iman kepada kita. Pertama: Allah kita adalah Allah yang murah
hati. Allah kita adalah Allah yang Mahamurah. Puncak kemurahan hati Allah
terletak pada karya pelayanan Yesus, penderitaanNya, wafatNya, kematianNya dan
kebangkitanNya sebagai puncak kemenanganNya atas kuasa maut dan keselamatan
umat manusia.
Kedua: Tuhan Yesus
memberikan diriNya secara total kepada kita. Yesus terus menerus memberikan
diriNya secara total kepada kita. Letak Yesus SELALU memberikan diriNya secara
terus menerus kepada kita adalah EKARISTI yang kita rayakan setiap hari
sepanjang Tahun sesuai dengan kalender Liturgi.
Ketiga: Ekaristi adalah
pusat dan jantung iman kita kepada Allah yang Mahamurah Hati kepada kita.
Setiap kali kita mengikuti Ekaristi Kudus, kita menyambut Allah yang Maha Murah
Hati bagi kita. Ekaristi adalah puncak Allah memberikan, waktu, tenaga, seluruh
diri seutuhnya kepada kita manusia.
Hari ini adalah Hari Raya
Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membangkitkan kembali kesadaran kita
bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahamurah. Dia memberikan diriNya secara
utuh kepada kita untuk keselamatan kita. Dia terus menerus memberikan diriNya
kepada kita dalam Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari.
Hari ini juga menjadi utusan
kita. Kita yang telah menyambut Tubuh dan Darah puncak kemurahan hati Allah,
diutus untuk murah hati bagi sesama di sekitar. Kita diutus untuk melayani
kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sesama di
sekitar yang sangat membutuhkan uluran dan pertolongan kita.
Pertanyaan kita adalah :
mengapa di Negara Indonesia yang kaya raya ini, masih banyak orang yang miskin makanan, pakaian, perumahan,
pendidikan dan kesehatan? Jawabannya satu: kita masih egois dan belum memiliki
kemurahan hati seperti Tuhan Yesus yang murah hati secara sempurna. Kita yang
mengikuti Tuhan Yesus dan menyambut Komuni Kudus dalam setiap Ekaristi,
semestinya memiliki kemurahan hati bagi sesama lintas batas.
HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Pratama, Minggu 2 Juni 2013
Kej 14 : 18 – 20
Mzm 110:1.2.3.4
1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17
EGOIS Versus MURAH HATI
“MEMBUKA
PINTU EGOIS
MENEMUI KEMURAHAN HATI”
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Hampir setiap rumah di
kompleks Pratama ini memiliki pagar pintu Gerbang. Dari sekian banyak pintu gerbang pagar itu
dibagi ke dalam dua kelompok besar. Ada pintu Gerbang terbuka dan ada pintu
gerbang yang tertutup. Pintu yang tertutup menyulitkan orang masuk ke dalam
rumah itu. Pintu yang terbuka memudahkan orang masuk ke dalam rumah itu.
Kapela Pratama ini juga
dikelilingi pagar dan memiliki pintu pagar.
Kita saat ini boleh memasuki kompleks Kapela ini dan berdoa karena pintu
gerbang dan pintu Kapela dibukakan bagi kita semua. Sebaliknya kalau pintu gerbang
dan pintu kapela ini tetap tertutup atau terkunci maka kita akan sulit atau
tidak dapat memasukinya.
Hati manusia pun memiliki
pintunya. Ada pintu hati yang tertutup. Ada pintu hati yang terbuka. Pintu hati
yang terbuka memudahkan menyambut orang lain. Pintu hati yang masih tertutup
menyulitkan menyambut sesama. Pintu hati yang terbuka dengan mudah menyambut
Tuhan. Pintu hati yang tertutup sulit menyambut Tuhan.
Pintu hati tertutup itu oleh
karena adanya dosa dan kesalahan. Misalnya pintu hati seseorang tertutup oleh
karena egoisme atau orang itu pelit terhadap Tuhan dan sesama. Pintu hati yang
terbuka karena memiliki sebuah hati yang terbuka penuh dengan kemurahan hati.
Hati yang membuka diri terhadap kemurahan hati Allah dan sekaligus murah hati
kepada sesama.
Bacaan Injil hari ini
berbicara tentang Kemurahan Hati. Murah
hati adalah sebuah keharusan bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Yesus adalah
Murah Hati yang sempurna. Ketika para murid
hanya memiliki dua ekor ikan dan lima ketul roti saja sebagai bekal yang
sedikit untuk mereka, para murid meminta kepada Yesus agar orang banyak yang
mengikuti Yesus itu disuruh pulang untuk mencari makan sendiri. Tetapi Yesus
berkata kepada para murid itu: “Kamu harus memberi mereka makan”. Artinya bahwa
Para murid harus murah hati kepada mereka. Para murid harus memberikan apa yang
mereka miliki kepada mereka yang lapar, yang membutuhkan makanan. Para murid
tidak boleh egois. Para murid harus murah hati.
Kata-kata Yesus itu
dimengerti oleh para murid. Mereka menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti itu
kepada Yesus dan Yesus memberkatinya. Mujizat terjadi berkat kemurahan hati
para murid. Yang sedikit menjadi banyak. Yang dua ekor ikan dan lima ketul roti
menjadi berlipat ganda. Orang banyak itu memakannya dan sisanya masih 12 bakul
penuh.
Mujizat perbanyakan roti dan
ikan ini menyampaikan pesan-pesan iman kepada kita. Pertama: Allah kita adalah Allah yang murah
hati. Allah kita adalah Allah yang Mahamurah. Puncak kemurahan hati Allah
terletak pada karya pelayanan Yesus, penderitaanNya, wafatNya, kematianNya dan
kebangkitanNya sebagai puncak kemenanganNya atas kuasa maut dan keselamatan
umat manusia.
Kedua: Tuhan Yesus
memberikan diriNya secara total kepada kita. Yesus terus menerus memberikan
diriNya secara total kepada kita. Letak Yesus SELALU memberikan diriNya secara
terus menerus kepada kita adalah EKARISTI yang kita rayakan setiap hari
sepanjang Tahun sesuai dengan kalender Liturgi.
Ketiga: Ekaristi adalah
pusat dan jantung iman kita kepada Allah yang Mahamurah Hati kepada kita.
Setiap kali kita mengikuti Ekaristi Kudus, kita menyambut Allah yang Maha Murah
Hati bagi kita. Ekaristi adalah puncak Allah memberikan, waktu, tenaga, seluruh
diri seutuhnya kepada kita manusia.
Hari ini adalah Hari Raya
Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membangkitkan kembali kesadaran kita
bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahamurah. Dia memberikan diriNya secara
utuh kepada kita untuk keselamatan kita. Dia terus menerus memberikan diriNya
kepada kita dalam Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari.
Hari ini juga menjadi utusan
kita. Kita yang telah menyambut Tubuh dan Darah puncak kemurahan hati Allah,
diutus untuk murah hati bagi sesama di sekitar. Kita diutus untuk melayani
kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sesama di
sekitar yang sangat membutuhkan uluran dan pertolongan kita.
Pertanyaan kita adalah :
mengapa di Negara Indonesia yang kaya raya ini, masih banyak orang yang miskin makanan, pakaian, perumahan,
pendidikan dan kesehatan? Jawabannya satu: kita masih egois dan belum memiliki
kemurahan hati seperti Tuhan Yesus yang murah hati secara sempurna. Kita yang
mengikuti Tuhan Yesus dan menyambut Komuni Kudus dalam setiap Ekaristi,
semestinya memiliki kemurahan hati bagi sesama lintas batas.
HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Pratama, Minggu 2 Juni 2013
Kej 14 : 18 – 20
Mzm 110:1.2.3.4
1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17
Jumat, Mei 31, 2013
Homili Jumat 31 Mei 2013: Maria Mengunjungi Elisabeth
KUNJUNGAN
: Meresahkan vs Membahagiakan
*P.Benediktus
Bere Mali, SVD*
Opini Kompas, Jumat 31 Mei 2013, halaman 6 menurunkan sebuah tulisan
yang berbicara tentang dua hal yang sangat menyentuh pribadiku yaitu “sunrise leadership” dan “sunset leadership”. Yang menjadi
pertanyaan adalah apa ciri khas “sunrise
leadership” dengan “sunset
leadership” yang dimuat di dalam opini tersebut? Perbedaan antara keduanya
sebetulnya terletak di dalam penjelasan sebagai berikut. “Sunrise leadership” yang
berarti kepemimpinan yang terbit atau
membangkitkan yang dipimpinnya. Sebaliknya “sunset
leadership” yang berarti kepemimpinan yang tenggelam atau membawa keresahan
bagi sesama yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang tenggelam terjadi ketika seorang pemimpin yang di awal
pemilihan dan pelantikannya sebagai pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyat
yang memilihnya kemudian pada akhir kepemimpinan, rakyat berjalan meninggalkan
cinta yang bertumbuh di awal
kepemimpinan itu menuju kebencian terhadap pemimpin itu pada akhir masa
jabatannya karena pemimpin itu tampil bukan sebagai negarawan tetapi sebagai
politisi.
Pemimpin yang politisi dicirikan oleh orientasi pemimpin yang hanya
mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, partai dan suku dan agamanya
sendiri. Sedangkan pemimpin yang negarawan dicirikan oleh orientasi pemimpin
yang mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara adil dan merata
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemimpin yang negarawan membangun Indonesia dari sabang sampai merauke
untuk kesejahteraan yang adil dan merata bagi segenap rakyat Indonesia lintas
batas. Pemimpim yang Politisi membangun Indonesia dengan pamrih tertentu yaitu mendapat
keuntungan dan kesejahteraan pertama-tama bagi pribadi, keluarga, partai, suku
dan agamanya, sedangkan kepentingan umum lintas batas ditempatkan pada urutan
berikutnya, atau kesejahteraan bersama itu diabaikannya. Negarawan membangun seluruh Wilayah Indonesia
dari kota sampai pelosok agar semua rakyat mengalami dan menikmati kesejahteraan
yang adil dan beradap sesuai cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti termaktup
di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Negarawan membangun
kebahagiaan yang universal bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala segi
bidang kehidupan.
Seorang Negarawan membangkitkan cinta rakyat yang dipimpinnya, selama
dia sedang memimpin maupun sesudahnya. Sebaliknya seorang politisi
membangkitkan kebencian rakyat yang dipimpinnya, baik sedang memimpin maupun
sesudah masa kepemimpinannya. Negarawan
hadir dan mengunjungi sesama selalu membawa berkat bagi sesama. Sebaliknya
Politisi membawa penderitaan bagi sesama. Negarawan selalu membawa kebahagiaan
sesama. Sedangkan politisi kehadirannya lebih meresahkan banyak orang.
Maria dan Elizabeth adalah dua tokoh wanita yang sangat terkenal dalam
sejarah keselamatan Allah. Maria adalah anak muda. Elizabeth adalah sesepuh.
Maria berkat imannya kepada Allah mengandung Mesias dari Roh Kudus. Elizabeth
berkat imannya kepada Allah, dalam usia senjanya, mengandung bentara Mesias
dari Roh Kudus. Keduanya mengandung dari Roh Kudus, dengan penuh sukacita.
Maria mengunjungi Elizabeth membagikan kebahagiaan yang dikandungnya dari Roh
Kudus. Elizabeth pun dengan penuh sukacita mengakui Maria yang sedang
mengandung Mesias yaitu Tuhan Yesus
sendiri. Maria pun mengakui bentara Mesias yang dikandung Elizabeth. Maria mengakui Elizabeth sebagai ibu bentara
Mesias dan Elizabeth pun mengakui Maria sebagai ibu Tuhan Yesus.
Kunjuang Maria kepada Elizabeth adalah kunjungan Mesias yang dikandung
Maria kepada Bentara Mesias yang dikandung Elizabeth. Sukacita Maria dan
Elizabeth adalah sukacita bayi yang sedang dikandungnya. Sukacita orang tua
adalah sukacita anak. Ketika Maria memberi salam kepada Elizabeth bentara
Mesias yang dikandung pun turut bersukacita. Sejak awal sudah diakui masa depan
Mesias dan Bentara Mesias yang ditegaskan di dalam kunjungan Maria kepada
Elizabeth. Mesias dan Bentara Mesias hadir untuk menyelamatkan semua orang.
Perayaan Maria mengunjungi Elizabeth ini dirayakan setiap tanggal 31 Mei
dalam kelender tahun liturgi Gereja Katolik. Perayaan ini adalah sebuah
perayaan yang sangat membahagiakan karena Maria hadir sebagai berkat bagi sesama
dan bagi dunia . Elizabeth pun hadir sebagai berkat bagi komunitas kaum beriman
yang percaya kepada Tuhan. Kehadiran Maria dan Elizabeth terbuka terhadap Tuhan
yang berdiam di dalam dirinya sebagai Bait Tuhan yang hidup. Kehadiran Maria
dan Elizabeth adalah kehadiran yang membahagiakan semua orang lintas batas.
Kehadiran mereka bukan kehadiran yang meresahkan.
Elizabeth dan Maria adalah pemimpin spiritual yang membawa penyelamat bagi dunia. Eliazabeth menjadi wadah yang
menghidupkan bentara Mesias dan Maria adalah pribadi rendah hati yang
menghidupkan Mesias penyelamat dunia lintas batas. Iman Maria dan Elizabeth membuat diri mereka
memperoleh mujizat Tuhan atas diri mereka dan mujizat bagi dunia. Iman membuat
Maria sebagai ibu Mesias. Iman Elizabeth membuat dia sebagai ibu bentara
Mesias.
“Credo ergo sum” artinya saya percaya maka saya ada, dikandung Maria dan
Elizabeth. Bukan mujizat yang melahirkan kepercayaan atau iman kepada Tuhan.
Tetapi iman dan kepercayaan kepada Tuhan yang melahirkan mujizat Tuhan. Orang yang beriman hadir membawa berkat dan
sukacita bagi sesama. Orang yang mengandung Roh Kudus dan hidup di dalam Roh
Kudus selalu membawa kebahagiaan yang sejati bagi sesama. Orang yang hadir selalu
membawa keresahan bagi sesama itu tandanya kuasa roh setan yang ditaburkannya.
Jadilah sunrise personality
dan jangan menjadi sunset personality. Pribadi yang membangkitkan sesama adalah sunrise personality sedangan pribadi
yang menyalibkan sesama adalah sunset
personality. Maria, Yesus, Elizabeth
dan Yohanes adalah sunrise personality.
Homili Jumat 31 Mei 2013
Pesta St. Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth
Zefanya 3:14-18a
Atau Roma 12 : 9-16b
Luk 1 : 39-56
Langganan:
Postingan (Atom)